28 Desember 2010

don't stay

Sometimes I
need to remember just to breathe,
Sometimes I
need you to stay away from me,
Sometimes I'm
in disbelief I didn't know,
Somehow I
need you to go...

Don't stay,
forget our memories,
forget our possibilities,
what you were changing me into,
Just give me my self back, and
Don't stay,
forget our memories,
forget our possibilities,
take all your faithlessness with you..
Just give me my self back, and
don't stay..

Sometimes I
feel like I trusted you too well,
Sometimes I
just feel like screaming at my self,
Sometimes I'm
in disbelief I didn't know,
Somehow I
need to be alone..

Don't stay
forget our memories,
forget our possibilities,
what you were changing me into,
Just give me my self back, and
Don't stay,
forget our memories,
forget our possibilities,
take all your faithlessness with you,
Just give me my self back, and
don't stay..

I don't need you, anymore,
I don't want to be ignored,
I don't need one more day,
of you wasting me away..
I don't need you, anymore,
I don't want to be ignored,
I don't need one more day,
of you wasting me away..
with no apologize..

Don't stay..

***
a jadul song
by Linkin Park

=D

sepenggal episode

Ingin kusapa kabut yang putih berarak,
menghambur pada gerimis yang merintik
Ingin kutanya tanah yang mendadak beraroma
mengapa ia tetap mencipta
Ingin kutelisik sampai nyata di mataku
di jengkal mana asal muasalku
Ingin kubercerita pada udara
bahwa aku t'lah kalah darinya
kalah dari udara yang tak henti menghidupi
Ingin kutuang rasaku pada batu-batu kali
bersama gemericik air yang menimpanya, dan menyatu
Tidakkah mereka ingin berhenti mencipta
Tidakkah mereka ingin berhenti menghidupi manusia
ah! anggap saja pantas kuadukan nyata pada yang mencipta,
tidakkah mereka melihat,
mereka mencipta kesendirian, mencipta sepi yang beradu sunyi
bahwa beberapa manusia akhirnya harus bertahan
dalam sunyi, sepi, dan dinginnya kehidupan, dan sendiri
tidakkah Kau ingin berhenti mencipta?


sunyinya sepi, 8 desember 2010

berpenghuni

merapuh tiang,
berdebu kursi
dan meja,
hilang bening kaca,
meretak dinding bata,
cermin-cermin bernoda,
sampah merajai
tiap petak lantai,
dan barangkali ada bangkai,

ah, ya, hanya bagi yang melihat,


temanggung, 28 november 2010

ditanyakan kepadanya

oleh Emha Ainun Najib

ditanyakan kepadanya siapakah pencuri
jawabnya: ialah pisang yang berbuah mangga
tak demikian Allah menata
maka berdusta ia

ditanyakan kepadanya siapakah penumpuk harta
jawabnya: ialah matahari yang tak bercahaya
tak demikian sunnatullah berkata
maka berdusta ia

ditanyakan kepadanya siapakah pemalas
jawabnya: bumi yang memperlambat waktu edarnya
menjadi kacaulah sistem alam semesta
maka berdusta ia

ditanyakan kepadanya siapakah penindas
jawabnya: ialah gunung berapi masuk kota
dilanggarnya tradisi alam dan manusia
maka berdusta ia

ditanyakan kepadanya siapa pemanja kebebasan
ialah burung terbang tinggi menuju matahari
burung Allah tak sedia bunuh diri
maka berdusta ia

ditanyakan kepadanya siapa orang lalai
ialah siang yang tak bergilir ke malam hari
sedangkan Allah sedemikian rupa mengelola
maka berdusta ia

ditanyakan kepadanya siapa orang ingkar
ialah air yang mengalir ke angkasa
padahal telah ditetapkan hukum alam benda
maka berdusta ia

kemudian siapakah penguasa yang tak memimpin
ialah benalu raksasa yang memenuhi ladang
orang wajib menebangnya
agar tak berdusta ia

kemudian siapakah orang yang lemah perjuangan
ialah api yang tak membakar keringnya dedaunan
orang harus menggertak jiwanya
agar tak berdusta ia

kemudian siapakah pedagang penyihir
ialah kijang kencana berlari di atas air
orang harus meninggalkannya
agar tak berdusta ia

adapun siapakah budak kepentingan pribadi
ialah babi yang meminum air kencingnya sendiri
orang harus melemparkan batu ke tengkuknya
agar tak berdusta ia

dan akhirnya siapakah orang yang tak paham cinta
ialah burung yang tertidur di kubangan kerbau
nyanyikan puisi di telinganya
agar tak berdusta ia

1988

24 November 2010

yang menari

sekaleng cerita,
tersuguh,
terpatah dan terbata kata,
sesambar petir dan
bertetes hujan,

ada sepi menari
di antara segelas teh dan sepiring rindu

16 November 2010

sudah

tanggal berganti, bulan berganti,
daun-daun mengering,
merapi bergolak hebat, dan beranjak tenang,
jalan yg bersih pernah tertutup abu vulkanik,
lalu hujan telah bekerja membersihkannya,

waktu itu tanaman terung baru ditanam,
kini telah dipanen,
rumput-rumput terus bertunas,
bumi tetap berputar,
pasar semakin sibuk setelah sesaat sepi,
warung di pojok itu semakin ramai saja,
baju telah beratus kali dicuci,

pom bensin masih buka,
obama telah berkunjung ke indonesia,
setelah sempat tertunda 2 kali,
lalu telah melanjutkan perjalanannya ke korea,
gayus sudah sempat berlibur ke bali,
bengkel kecil di pinggir jalan itu telah melayani puluhan pengunjung,

semut-semut sudah mengumpulkan makanan, dimakan, lalu mengumpulkan lagi,
burung-burung telah bertelur dan menetas,
ulat-ulat telah menjadi kupu-kupu, bertelur, dan mati,
luka bapak sudah kian parah,
nenek sudah tinggal sendirian,
ponakanku telah lahir, dua malah,
ponakanku yg paling rame sudah naik ke kelas II SD,
adikku sudah SMA,

ah! aku masih diam saja menyaksikan tanggal berganti,

18 Oktober 2010

titik nyaman

Harusnya aku telah sampai pada tahap tenang, nyaman dengan apa yg kujadikan pedoman.
Nyatanya aku masih seperti ini, tak berusaha untuk tenang.
Ada hal yg sepertinya masih kucari dan aku belum bisa mengerti apa itu.
Atau mungkin, aku tahu, tapi aku enggan mengakuinya?
Ah, iya, aku tahu sekarang. Aku tahu apa yang kucari.
Tapi rasanya,aku perlu meninggalkannya sejenak.
Ada tugas yg mesti kulakukan, tak bisa kutinggalkan,

16 Oktober 2010

you

sejak awal kutahu
kau tak pernah bermaksud membuatku jatuh cinta padamu
mungkin kau hanya berikan perhatian,
dan selalu kuanggap perhatianmu itu tulus,

ya, sejak awal kutahu,
mungkin kau tak serius dengan perhatianmu itu,
dan mungkin baiknya aku tak membuka terlalu lebar pintu harapan,

lalu,
ternyata aku tak sekuat itu untuk bisa bertahan,
bagaimanapun perhatianmu berikanku suatu kebahagiaan,
dan aku cuma seorang wanita, kawan,

nyatanya, entah kau sadar atau tidak,
perlahan kau bangun kuil cinta
di salah satu ruang di sini, di dalam diriku,
dan semakin lama, bangunan kuil cinta ini semakin nyata,

maaf jika kini aku merasakan hal ini,
tapi satu hal yg kuingin kau tahu,
aku tak akan pernah jatuh cinta,
aku hanya akan melengkapi bangunan kuil cinta,
terima kasih,
karena kau begitu nyata,


16/10/10
u/seseorang yg kemarin sore menanyakan kabarku,
(hanya anda seorang)

13 Oktober 2010

kata

Pernah ada cerita, tentang kebahagiaan yang terenggut oleh sebuah kata.
Bagaimana ceritanya?

Ah, aku turut berduka untuk si pemilik kebahagiaan.
Aku cuma menyimpan pertanyaan ini dalam pikiranku. Apakah kebahagiaan itu terenggut secara paksa? ataukah si pemilik kebahagiaan menyerahkannya secara cuma-cuma pada sebuah kata itu? Atau.... sebuah kata itu melakukan tipu muslihat agar si pemilik secara tak sadar menyerahkan kebahagiaannya.

Telah bertahun-tahuh kini, setelah sebuah kata itu merenggut kebahagiaannya.
Tak bisa kubayangkan, bagaimana hidupnya selama bertahun-tahun ini, tanpa kebahagiaan.

Padahal...

Banyak yang merasa hidupnya adalah hidup yang ideal, diimpikan setiap orang.
Tak ada yang menyangka kalau ternyata semua senyum yang ia berikan itu ... semacam senyum palsu. Palsu? Kok aku jahat ya? Ya, bagaimana menurutmu? Wajahnya penuh senyum. Tapi dalam hatinya, ia tak pernah merasa damai dan bahagia. Ia menyimpan dendam yang bahkan tak tahu mesti ia tujukan pada siapa. Ia gamang. Apakah ia harus balas dendam pada sebuah kata itu? Bagaimana caranya? Toh itu hanyalah sebuah kata. Mati. Tapi, ia kadang merasa, setiap kata itu hidup. Setiap kata itu bernyawa. Dan bisa merenggut apapun dari dirinya.

Ia menampakkan apa yang semestinya nampak dalam kebahagiaan. Tapi ia tak bisa merasakan apa yang semestinya dirasakan orang yang bahagia.

Sekarang ia sedang sekarat.

Aku tak tahu mesti berbuat apa.

Aku cuma bisa mengabadikan ceritanya. Sebuah cerita, tentang kebahagiaan yang terenggut oleh sebuah kata.

soundtrack of my life

hahaha...
aku bahagia hari ini.... *penting ya? ;p

Sudah diputuskan, bahwa soundtrack of my life sampai selesainya TA-ku adalah A Thousand Suns - nya Linkin Park. Love you, LP.

BAB IV ---> Saat nyusun bab ini, banyak hal yang mengguncang, pemberontakan, ketakpedulian, tapi akhirnya menemui kesadaran. Pas bgt kayaknya kalo backsoundnya mulai dari Blackout, trs Wretches and King, n dilanjutkan dg Wisdom, Justice, n Love. Nah, saat ini, aku dah nyampe tahap Wisdom, Justice, n Love kayaknya, :p

Nah, Iridescent itu cocoknya pas nanti ak di-acc untuk ujian pendadaran... wkwkwkw..
Terus Fallout itu u/detik2 menjelang presentasi pas ujian, n The Catalyst itu pas ujiannya. hahaha...

Dan The Messenger cocok bgt bwt yudisium. :D

Trs pas wisuda, balik lagi ke The Requiem,

Hahahaha... Coba aja perhatikan liriknya di artikelku sebelumnya, cocok bgt dah rasanya, apalagi klo ndengerin albumnya sekalian,

11 Oktober 2010

energi cinta


ada energi tak terduga ...
yg dipancarkan cinta ..

dibuat dg -deviantArt Muro-

nyoba deviantArt muro


Hmm, bingung mo bikin apa.
Yah, mencerminkan pikiranku saat ini, agak abstrak, tak jelas,
Silakan bagi yg mo nyoba ngabstrak wkwkwkw.... ato nggambar apapun itu,
klik aja deviantArt Muro ..

mulai lagi

Ada hal yang hilang memang.
Ada hal yang tak sengaja menghilang, dan memang ada hal yang kubiarkan menghilang.
Ah! Kini tak ada lagi yang aku punya, memang.
Tak ada lagi yang aku simpan. Tak ada lagi yang aku sembunyikan.
Terlalu lama berpikir memang,
terlalu lama menunggu, memang..
Kini kutahu apa yang mesti kulakukan,
Aku akan berlatih... konsekrasi..
ya, konsekrasi.. menaati jiwaku..

10 Oktober 2010

Lirik A Thousand Suns (full album) -Linkin Park-



The Requiem


God save us every one
Will we burn inside the fires of a thousand suns
For the sins of our hand
The sins of our tongue
The sins of our father
The sins of our young

The Radiance

"We knew the world would not be the same. A few people laughed, a few people cried, most people were silent. I remembered the line from the Hindu scripture, the Bhagavad-Gita. Vishnu is trying to persuade the Prince that he should do his duty, and to impress him, takes on his multi-armed form, and says, 'Now I am become Death, the destroyer of worlds.' I suppose we all thought that, one way or another."
-Robert Oppenheimer

Burning in the Skies

I used the deadwood to make the fire rise
The blood of innocence burning in the skies
I filled my cup with the rising of the sea
And poured it out in an ocean of debris
Oh

I'm swimming in the smoke / of bridges I have burned
So don't apologize / I'm losing what I don't deserve
What I don't deserve

We held our breath when the clouds began to form
But you were lost in the beating of the storm
And in the end we were made to be apart
Like separate chambers of the human heart
No

I'm swimming in the smoke / of bridges I have burned
So don't apologize / I'm losing what I don't deserve
It's in the blackened bones / of bridges I have burned
So don't apologize / I'm losing what I don't deserve
What I don't deserve

I'm swimming in the smoke / of bridges I have burned
So don't apologize / I'm losing what I don't deserve
The blame is mine alone / for bridges I have burned
So don't apologize / I'm losing what I don't deserve
What I don't deserve

I used the deadwood to make the fire rise
The blood of innocence burning in the skies


When They Come For Me

I am not / a pattern to be followed
The pill that I'm on is a tough one to swallow
I'm not a criminal / not a role model
Not a born leader I'm a tough act to follow
I am not / the fortune and the fame
Nor the same person telling you to forfeit the game
I came in the ring like a dog on a chain
And I found out the underbelly's sicker than it seems
And it seems ugly / but it can get worse
'Cause even a blueprint is a gift and a curse
'Cause once you got a theory of how the thing works
Everybody wants the next thing to be just like the first
And I'm not a robot
I'm not a monkey
I will not dance even if the beat's funky
Opposite of lazy / far from a punk
Ya'll ought to stop talking start trying to catch up motherfucker
And all the people say

Lauryn said money change a situation
Big said it increase the complication
Kane said don't step / I ain't the one
Chuck said that uzi weigh a motherfuckin' ton
And I'm just a student of the game that they taught me
Rockin' every stage in every place that it brought me
I'm awfully underrated / but came here to correct it
And so it ain't mistaken I'ma state it for the record /
I am / the opposite of wack / opposite of weak
Opposite of slack / synonym of heat
Synonym of crack / closest to a peak
Far from a punk
Ya'll ought to stop talking / start trying to catch up motherfucker
And all the people say

Oh / When they come for me
Come for me
I'll be gone


Robot Boy

You say / you're not gonna fight / 'cause no one will fight for you
And you think / there's not enough love / and no one to give it to
And you're sure / you've hurt for so long / you've got nothing left to lose
So you say / you're not gonna fight / 'cause no one will fight for you

You say / the weight of the world / has kept you from letting go
And you think / compassion's a flaw / and you'll never let it show
And you're sure / you've hurt in a way / that no one will ever know
But someday / the weight of the world / will give you the strength to go

Hold on / the weight of the world / will give you the strength to go
So hold on / the weight of the world / will give you the strength to go
So hold on / the weight of the world / will give you the strength to go
Just hold on / the weight of your world / will give you the strength to go


Jornada Del Muerto

持ち上げて
解き放して


Waiting for the End

This is not the end, this is not the beginning
Just a voice like a riot rocking every revision
But you listen through the tone and the violent rhythm and
Though the words sound steady, something empty's within 'em
We say yeah / with fists flying up in the air
Like we're holding onto something that's invisible there
'Cause we're living at the mercy of the pain and fear
Until we dead it / forget it / let it all disappear

Waiting for the end to come / wishing I had strength to stand
This was not what I had planned
It's out of my control
Flying at the speed of light / thoughts were spinning in my head
So many things were left unsaid
It's hard to let you go

I know what it takes to move on
I know how it feels to lie
All I want to do is trade this life for something new
Holding on to what I haven't got

Sitting in an empty room / Trying to forget the past
This was never meant to last
I wish it wasn't so

What was left when that fire was gone
I thought it felt right but that right was wrong
All caught up in the eye of the storm
And trying to figure out what it's like moving on
And I don't even know what kind of things I said
My mouth kept moving and my mind went dead so
Picking up the pieces now where to begin
The hardest part of ending is starting again


Blackout

I'm stuck in this bed you made
Alone with a sinking feeling
I saw through the words you said
To the secrets you've been keeping
It's written upon your face
All the lies how they cut so deeply
You can't get enough you take
And take and take and never say

No / you've gotta get it inside
You push it back down / You push it back down
No / you'll never get it inside
Push it back down
Black out
Blood in your eye

You say that it's not your fault
And swear that I am mistaken
You said it's not what it seems
No remorse for the trust you're breaking
You run but then back you fall
Suffocate in the mess you're making
You can't get enough you take
And take and take and take and take
Fuck it
Are you listening?

No / you've gotta get it inside
You push it back down / You push it back down
No / you'll never get it inside
Push it back down / You push it back down
No / you've gotta get it inside
You push it back down / You push it back down
No / you'll never get it inside
Push it back down
Black out
Blood in your eye

Floating down / as colors fill the light
We look up from the ground / in fields of paperwhite
And floating up / you pass us in the night
A future gazing out / a past to overwrite
So come down / far below
We've been waiting to collect the things you know
Come down / far below
We've been waiting to collect what you've let go

Come down
Oh


Wretches and Kings

"There's a time when the operation of the machine becomes so odious, makes you so sick at heart, that you can't take part. You can't even passively take part, and you've got to put your bodies upon the gears and upon the wheels, upon the levers, upon all the apparatus, and you've got to make it stop. And you've got to indicate to the people who run it, to the people who own it, that unless you're free, the machine will be prevented from working at all" -Mario Savio

To save face / how low can you go
Talk a lot of game but yet you don't know
Static on the way / make us all say whoa
The people up top push the people down low
Get down
And obey every word
Steady getting mine if you haven't yet heard
Wanna take what I got
Don't be absurd
Don't fight the power
Nobody gets hurt
If you haven't heard yet then I'm letting you know
There ain't shit we don't run when the guns unload
And no one make a move unless my people say so
Got everything outta control
Now everybody go

Steel unload / final blow
We the animals / take control
Hear us now / clear and true
Wretches and kings we come for you

So keep pace / how slow can you go
Talk a lot of shit and yet you don't know
Fire on the way / make you all say whoa
The people up top and the people down low
Get down
And I'm running it like that
The front of the attack is exactly where I'm at
Somewhere in between
The kick and the hi hat
The pen and the contract
The pitch and the contact
So get with the combat / I'm letting 'em know
There ain't shit you can say to make me back down no
So / push the button let the whole thing blow
Spinning everything outta control
Now everybody go

Steel unload / final blow
We the animals / take control
Hear us now / clear and true
Wretches and kings we come for you
Steel unload / fire blow
Filthy animals / beat them low
Skin and bone / black and blue
No more this sun shall beat onto you

From the front to the back and the side to side
If you fear what I feel put 'em up real high


Wisdom, Justice, and Love

"I come to this magnificent house of worship tonight because my conscience leaves me no other choice... A true revolution of values will lay hand on the world order and say of war, 'This way of settling differences is not just.' This business of burning human beings with napalm, of filling our nation's homes with orphans and widows, of injecting poisonous drugs of hate into the veins of peoples normally humane, of sending men home from dark and bloody battlefields physically handicapped and psychologically deranged, cannot be reconciled with wisdom, justice, and love..." -Martin Luther King Jr.


Iridescent

When you were standing in the wake of devastation
When you were waiting on the edge of the unknown
And with the cataclysm raining down
Insides crying, "Save me now"
You were there impossibly alone

Do you feel cold and lost in desperation
You build up hope but failure's all you've known
Remember all the sadness and frustration
And let it go
Let it go

And in a burst of light that blinded every angel
As if the sky had blown the heavens into stars
You felt the gravity of tempered grace
Falling into empty space
No one there to catch you in their arms

Do you feel cold and lost in desperation
You build up hope but failure's all you've known
Remember all the sadness and frustration
And let it go
Let it go


Fallout

I'm swimming in the smoke / of bridges I have burned
So don't apologize / I'm losing what I don't deserve
It's in the blackened bones / of bridges I have burned
So don't apologize / I'm losing what I don't deserve
What I don't deserve


The Catalyst

God bless us every one
We're a broken people living under loaded gun
And it can't be outfought
It can't be outdone
It can't be outmatched
It can't be outrun
No

And when I close my eyes tonight
To symphonies of blinding light
(God bless us every one / we're a broken people living under loaded gun)
Oh / like memories in cold decay
Transmissions echoing away
Far from the world of you and I
Where oceans bleed into the sky

God save us every one
Will we burn inside the fires of a thousand suns
For the sins of our hand
The sins of our tongue
The sins of our father
The sins of our young
No

And when I close my eyes tonight
To symphonies of blinding light
(God save us every one / will we burn inside the fires of a thousand suns)
Oh / like memories in cold decay
Transmissions echoing away
Far from the world of you and I
Where oceans bleed into the sky

Lift me up
Let me go


The Messenger

When you feel you're alone
Cut off from this cruel world
Your instincts telling you to run
Listen to your heart
Those angel voices
They'll sing to you / they'll be your guide back home

When life leaves us blind
Love keeps us kind
It keeps us kind

When you've suffered enough
And your spirit is breaking
You're growing desperate from the fight
Remember you're loved and you always will be
This melody will bring you right back home

When life leaves us blind
Love keeps us kind
When life leaves us blind
Love keeps us kind
It keeps us kind

08 Oktober 2010

air mata

"Air mata itu asin", katanya saat itu.
"Benarkah?" tanyaku.
"Iya, seperti air garam, asin," jawabnya.
"Ah, air garam...?" gumamku.
Sejenak kami diam. Lalu..,
"Kau tahu? air mata itu mirip air garam, menyakitkan, tapi menyembuhkan luka," katanya. Sekilas ku menoleh ke arah matanya. Tatapannya menerawang seperti menembus apapun yang ada di hadapannya.
.......

"Bagaimana rasanya?" tanyanya siang tadi.
"Seperti air garam," kataku.

06 Oktober 2010

Waiting For The End

This is not the end
This is not the beginning
Just a voice like a riot
Rocking every revision
But you listen to the tone
And the violent rhythm
Though the words sound steady
Something emptys within em

We say yeah

With fists flying up in the air
Like we’re holding onto something that’s invisible there
Cuz we’re living at the mercy of the pain and the fear
Until we dead it forget it
Let it all disappear

Waiting for the end to come
Wishing I had strenght to stand
This is not what I had planned
It’s out of my control

Flying at the speed of light
Thoughts were spinning in my head
So many things were left unsaid
It’s hard to let you go

I know what it takes to move on
I know how it feels to lie
All I wanna do is trade this life for something new
Holding on to what I haven’t got

Sitting in an empty room
Trying to forget the past
This was never meant to last
I wish it wasn’t so

What was left when that fire was gone
I thought it felt right but that right was wrong
All caught up in the eye of the storm
And trying to figure out what it’s like moving on

And I don’t even know what kind of things I said
My mouth kept moving and my mind went dead
Picking up those pieces now where to begin
The hardest part of ending is starting again

All I wanna do is trade this life for something new
Holding on to what I haven’t got

This is not the end
This is not the beginning
Just a voice like a riot
Rocking every revision
But you listen to the tone
And the violent rhythm
Though the words sound steady
Something emptys within em

We say yeah

With fists flying up in the air
Like we’re holding onto something that’s invisible there
Cuz we’re living at the mercy of the pain and the fear
Until we dead it forget it
Let it all disappear.


song by: linkin park
____________________________

musik pengiringnya enak bgt didengerin... ^_^
love this song very much...

Kucoba terjemahkan lagu ini "sekenanya", hahaha...

Menunggu Akhir

ini bukan akhir
ini bukan awal
ini hanya semacam suara gaduh
yg mengguncang setiap revisi
tetapi kamu memperhatikan nadanya
dan iramanya yg kasar
meskipun kata-katanya terdengar datar
sesuatu yang kosong di dalamnya

kita berkata yeah…

dengan genggaman tangan melayang di udara
seperti kita sedang menggenggam sesuatu yang tak terlihat
karena kita hidup dalam berkah luka dan ketakutan
sampai kita bosan dan melupakannya
membiarkannya lenyap

menunggu datangnya akhir
berharap aku kuat bertahan
ini bukanlah hal yg telah kurencanakan
di luar kendaliku

terbang secepat cahaya
pikiran-pikiran berputar-putar di kepalaku
begitu banyak hal yang tak terkatakan, tertinggal begitu saja
betapa berat melepasmu pergi

aku tahu apa yang diperlukan untuk terus berjalan
aku tahu bagaimana rasanya berbohong
hal yang ingin kulakukan hanyalah menukar hidup ini dengan sesuatu yang baru
meraih apa yang belum kucapai

duduk di sebuah ruang kosong
mencoba melupakan yang telah berlalu
ini tak pernah berarti yang terakhir
kuharap bukan begitu

apa yang tertinggal ketika api itu padam
kupikir rasanya hal ini benar tetapi yang benar itu ternyata salah
segalanya terjebak dalam badai ini
dan mencoba memahami bagaimana untuk terus berjalan

dan aku bahkan tak tahu apa yang aku katakana
mulutku terus bergerak dan pikiranku padam
mengais serpihan-serpihan yg tersisa untuk memulai
bagian terberat dalam sebuah akhir adalah memulai kembali

hal yang ingin kulakukan hanyalah menukar hidup ini dengan sesuatu yang baru
meraih apa yang belum kucapai

ini bukan akhir
ini bukan awal
ini hanya semacam suara gaduh
yg mengguncang setiap revisi
tetapi kamu memperhatikan nadanya
dan iramanya yg kasar
meskipun kata-katanya terdengar datar
sesuatu yang kosong di dalamnya

kita berkata yeah…

dengan genggaman tangan melayang di udara
seperti kita sedang menggenggam sesuatu yang tak terlihat
karena kita hidup dalam berkah luka dan ketakutan
sampai kita bosan dan melupakannya
membiarkannya lenyap

01 Oktober 2010

down to earth

ohhh,ohhh,oh
I never thought that it'd be easy,
Cause we're both so distant now,
And the walls are closing in on us and we're wondering how,
No one has a solid answer,
But just walking in the dark,
And you can see the look on my face, it just tears me apart.

So we fight, (so we fight)
Through the hurt, (through the hurt)
And we cry and cry and cry and cry,
And we live, (and we live)
And we learn, (and we learn)
And we try and try and try and try!

So its up to you, (oh)
And its up to me, (yeah)
and we meet in the middle, on our way back down to earth,
Down to earth, down to earth, down to earth
On our way back down to earth,
Back down to earth x8

Mommy, you were always somewhere,
And Daddy, I live out of town,
So tell me how could I ever be, normal somehow?
You tell me this is for the best,
So tell me why am I in tears?
(Woo) so far away and now I just need you here,

So we fight, (so we fight)
Through the hurt, (through the hurt)
And we cry and cry and cry and cry,
And we live, (and we live)
And we learn, (and we learn)
And we try and try and try and try

So its up to you,
And its up to me,
And we meet in the middle, on our way back down to earth,
Down to earth x3

On our way back down to earth, (on our way back down to earth)
Back down to earth x8


I felt so far away,
From where we used to be,
And now we're standing,
And where do we go,
when there's no road (no road)
to get to your heart?
Let's start over again!

So it's up to you,
And it's up to me,
And we meet in the middle, on our way back down to earth,
Down to earth, (down to earth)
Down to earth,
On our way back down to earth,

I never thought that it'd be easy,
Cause we're both so distant now,
And the walls are closing in on us and we're wondering how?

______________________

song by Justin Bieber
this is my fav song of justine bieber, ^_^

stuck in the moment

With you,
With you,
I wish we had another time,
I wish we had another place...

Now Romeo & Juliet,
bet they never felt the way we felt,
Bonnie & Clyde,
Never had the hide like,
We do,
We do...

You and I both know it can't work,
It's all fun and games,
'til someone gets hurt,
And I don't,
I won't let that be you...

Now you don't wanna let go,
And I don't wanna let you know,
that there might be something real between us too, who knew?
Now we don't wanna fall but,
We're tripping in our hearts and it's reckless and clumsy,
'cause I know you can't love me

Yea...

I wish we had another time,
I wish we had another place,
But everything we have is stuck in the moment,
And there's nothing my heart can't do (Can't Do),
To fight with time and space 'cause,
I'm still stuck in the moment with you...

Like Adam & Eve,
Tragedy was a destiny,
Like Sunny & Cher,
I don't care,
I got you baby...

See we both,
Fightin' every inch of our fiber,
'cause in a way,
It's gonna end right but,
We are both too foolish to stop...

Now you don't wanna let go,
And i don't wanna let you know,
that there might be something real between us two, who knew?
And we don't wanna fall but,
We're tripping in our hearts and it's reckless and clumsy,
And i know you can't love me

Yea...

I wish we had another time,
I wish we had another place,
But everything we have is stuck in the moment,
And there's nothing my heart can't do (Can't Do),
To fight with time and space 'cause,
I'm still stuck in the moment with you...

See like,
Just because this cold cold world saying we can't be,
Baby, we both have the right to disagree,
And i ain't with it,
And i don't wanna be so old and grey,
Reminiscing 'bout these better days,
But convince just telling us to let go,
So we'll never know...

I wish we had another time,
I wish we had another place,
'cause everything we did,
And everything we have is stuck in the moment,
Yeahhh...

I wish we had another time,
I wish we had another place,
But everything we have is stuck in the moment,
And there's nothing my heart can't do,
(Nothing my heart can't do),
To fight with time and space 'cause,
I'm still stuck in the moment with you,
Yeah,
Whoa whoa...

--------------------

song by Justin Bieber

standing in the middle -by Linkin Park-

Yo Y'all better wake up You think we don't see
ya'll driftin' Sleepin' on the job and forgettin'
your position Sit straight and listen What you are
missin' I cook up a batch hot straight out the
kitchen No indecision I spit right Heavy as a fist
fight No gloves and no masks No pain and no slack
No way to look back Nobody to say I can't make my
own path 'Cause the way that y'all act I wanna
break somethin' Comin' at me like the pain I feel
means nothin' Comin' from a place where you can't
relate Where every word from your face comes
across as fake And I can hardly take The way that
ya'll treat us Sendin' this out to anyone who
won't believe us Spellin' it out so y'all know the
deal And if you can't feel it maybe you can't feel

I'm standing in the middle of it, middle of it,
middle of it Man who are you? I'm standing in the
middle of it, middle of it, middle of it Who...
What you sayin'? I'm standing in the middle of it,
middle of it, middle of it Who... what you
writin'? I'm standing in the middle of it, middle
of it, middle of it Man who are you?

Tell em Motion

Eat your words Sayin' what you used to say And
act how you used to act Everytime you heard my
occupation Was a rap attack My conversation's
stacked I switch my defence on you Everytime you
want to get deep you'll see my knuckle package
Born to die Ferocious MC Make you go back and
write your rhymes My style chokes up Like a
little league baseball player It moves I'm
stranglin' as I'm swingin' As main mangler I wanna
D4 Poach you as your seafood is C4 I'm gonna rap
are you still knee-high Y'all wanna train with me
guy Man it's destructive Man it's like jabs from
boxing champ Lennox Perfect for your head I'll fit
it like new era hats that Talk of suits B-boy
adequate Express myself with my hang-side Then I
extend one finger the middle Fuck the fourth place

I'm standing in the middle of it, middle of it,
middle of it Man who are you? I'm standing in the
middle of it, middle of it, middle of it Who...
What you sayin'? I'm standing in the middle of it,
middle of it, middle of it Who... what you
writin'? I'm standing in the middle of it, middle
of it, middle of it Man who are you?

Yo Motion Yeah? Sometimes I feel it's like
nothin' that I do is ever good enough (for real)
Like I should stop and go back to L.A. Back away
where I know I won't be seen And nobody's gonna
critique the music that I make And mistake me for
some fuckin' kid with a backpack Rappin' on a
track just to make a buck for A mixtape that sucks
and DJ's that don't get it But I been down that
road and I know People don't wanna go Where I
might go don't wanna know what it's like to step
outside Your zone with a mic just controllin' the
hype And if we need to take shots from them And be
stopped by them Just to make these ends Then so be
it I will not hold my breath I'm gonna spit 'til I
got none left

Motion where you at?

I'm standing in the middle of it, middle of it,
middle of it Man who are you? I'm standing in the
middle of it, middle of it, middle of it Who...
What you sayin'? I'm standing in the middle of it,
middle of it, middle of it Who... what you
writin'? I'm standing in the middle of it, middle
of it, middle of it Man who are you?

I'm standing in the middle of it, middle of it,
middle of it, middle of it, middle of it

-------------

^_^

30 September 2010

bahasa menunjukkan bangsa

Yah, bahasa menunjukkan bangsa. Sebuah ungkapan yang sangat sering kita dengar, tapi ... secara tak sadar kita sering melupakannya. Atau memang sengaja? Ah, bingung saya.

Kadang manusia terlalu mudah terpancing emosinya. Bahasa luhur nan mulia yang tersimpan di memorinya pun sering telrupa jika emosinya telah menguasainya. Yang keluar dari mulutnya biasanya kata-kata yang tak tersusun rapi dan membuat emosi pula orang yang mendengarnya. Hehehehe....

Banyak yang sangat menginginkan perdamaian. Ya, bisa dipahami sih, kalau bagi yang menginginkan perdamaian, biasanya sangat benci tindakan rasis, kekerasan atas nama perbedaan agama, isu SARA, perang beda suku, terorisme, dan sebagainya. Tapi, entah disadari atau tidak, (saya juga tak tahu) sering kita yg menginginkan perdamaian ini malah mengusik perdamaian. Ya dengan menggunakan bahasa-bahasa yg emosional tadi. Kita mengugkapkan kemarahan kepada mereka yang tak bisa menjaga perdamaian, tapi kita sendiri menggunakan bahasa yang mengusik rasa damai. Apa ini yg namanya "menginginkan perdamaian"? Hmmm.... kadang saya tak habis pikir....

Memang sih, ada sesuatu yang bergolak di dalam pikiran ini, ketika membaca atau mendengar berita tentang ormas yang melakukan kekerasan atas nama agama (misalnya), atau ada pertikaian antar suku yang menelan banyak korban, atau ada pejabat yang melupakan rakyatnya, atau... banyak lagi hal yang mengusik kedamaian. Sesaat serasa ingin mengumpat. Tapi, bukankah umpatan kotor itu juga bisa mengusik kedamaian? Bahasa menunjukkan bangsa.

Ah! Mereka yang mengusik kedamaian itu, mereka itu kenapa sih sebenarnya? Apa kita pantas mengatakan mereka picik? mereka bodoh? mereka kejam? dsb.... Sama sekali tak pantas kawan.....

Mereka hanya orang yang belum tahu ttg kedamaian seperti yang anda tahu.

Dan kalau mereka belum tahu, siapa yang salah?

Memang, ada ungkapan "siapa yang serius mencari, pasti akan dapat jawaban". Tapi jawaban itu kadang dititipkan pd mereka yang sudah tahu.
Ada tanggung jawab moral bagi anda yang "tahu", untuk memberi tahu.
Tapi perlu dicatat juga, bahwa cara pemberitahuan yang tak tepat malah bisa membuat orang yang kita beritahu, jadi tak ingin tahu lagi.

bahasa menunjukkan bangsa, kawan, ^_~

by myself - by Linkin Park -

What do I do to ignore them behind me?
Do I follow my instincts blindly?
Do I hide my pride from these bad dreams
And give in to sad thoughts that are maddening?
Do I sit here and try to stand it?
Or do I try to catch them red-handed?
Do I trust some and get fooled by phoniness,
Or do I trust nobody and live in loneliness?
Because I can't hold on when I'm stretched so thin
I make the right moves but I'm lost within
I put on my daily faade but then
I just end up getting hurt again
By myself (Myself)

Pre chorus:
I ask why, but in my mind
I find I can't rely on myself

Chorus:
I cant look around
(its to much to take in)
I cant hold back
(when im stretched so thin)
I cant slow down
(watching everything spin)
I cant look back
(starting over again)

If I turn my back I'm defenseless
And to go blindly seems senseless
If I hide my pride and let it all go on
Then they'll take from me 'till everything is gone
If I let them go I'll be outdone
But if I try to catch them I'll be outrun
If I'm killed by the questions like a cancer
Then I'll be buried in the silence of the answer
(By myself)

Pre chorus
Chorus
Dont You(x30)

Don't you know
I can't tell you how to make it go!
No matter what I do, how hard I try!
I can't seem to convince myself why!
I'm stuck on the outside.(x5)

-----------

Ini juga salah satu lagu Linkin Park yang dulu pernah jadi "aku banget" bagiku. hehehe..... Senang aja mengenang masa-masa itu...,

forgotten ~by Linkin Park~

Lirik lagu LP yg satu ini menurutku benar-benar menggambarkan kondisi dunia saat ini...
I love this song very much ...

-----

FORGOTTEN

From the top to the bottom
Bottom to top I stop
At the core Ive forgotten
In the middle of my thoughts
Taken far from my safety
The pictures there
The memory wont escape me

We're stuck in a place so dark
You can hardly see
The manner of matter that splits with the words I breathe
And as the rain drips acidic questions around me
I block out the sight and the powers that be
And duck away into the darkness
Times up
I wind up in a rusted world with eyes shut so tight that it blurs into the world of pretend
And the eyes ease open
And its dark again

From the top to the bottom
Bottom to top I stop
At the core I've forgotten
In the middle of my thoughts
Taken far from my safety
The pictures there
The memory won't escape me
But why should I care?

In the memory you'll find me
Eyes burning up
The darkness holding me tightly
Until the sun rises up

Listen to the sound
Dizzy from the ups and downs
I'm nauseated by the polluted rock thats all around
Watching the wheels of cars that pass
I look past to the last of the light and the long shadows it casts
A window grows and captures the eye
And cries out a yellow light as it passes me by
And a young shadowy figure sits in front of a box
Inside a building of rock with anntenaes on top, now
Nothing can stop in this land of the pain
The sane lose not knowing they were part of the game
And while the insides change
The box stays the same and the figure inside could bear anybodys name
The memories I keep are from a time like then
I put on my paper so I could come back to them
Someday I'm hoping to close my eyes and pretend
That this crumpled up paper can be perfect again

Yo, from the top to the bottom
Bottom to top I stop
At the core I've forgotten
In the middle of my thoughts
Taken far from my safety
The pictures there
The memory won't escape me

I'm here at this podium talking
The ceremonial offerings dedicated to urban dysfunctional offspring
What's happening?
City governments are eternally napping
Trapped in greedy covenants
Causing urban collapse
And bullets that scar souls with dark holds
Get more than your car stole, for real
This societies deprivation depends not on our differences but the separation within
No preparation is made
Limited age and minimum wage
Living in a tenement cage for innocent pay
Tragedy within a parade
The darkness overspreads like a permanent plague
I'm the forgotten

In the memory you'll find me
Eyes burning up
The darkness holding me tightly
Until the sun rises up

------
Bagus khaaan? ^___^

27 September 2010

suasana (2)

Suasana. Kemarin sore aku berkunjung ke rumah simbah-ku di klaten, bersama Setyo, sohibku. Sampai di sana, halaman rumah yg luas segera menyambut kami. Daun-daun yg gugur, berserakan di halaman rumah. Angin semilir menimbulkan irama akibat gesekan antar daun-daun pohon mangga. Sejenak dejavu.

Simbah putri sekarang tinggal sendirian di rumah yg tergolong luas itu, setelah seminggu yg lalu ditinggal simbah kakung. Sepi, dan sakit.

Setahun yg lalu mungkin aku masih bisa berharap simbah putri menyambutku di pintu masuk rumah, menunjukkanku kamar yg bisa kupakai untuk istirahat, atau meja makan tempatku bisa mengganjal perutku. Tapi kali ini tak pantas saja aku mengharapkan itu semua. Yg ada, halaman luas menghampar, daun2 gugur berserakan, pintu dan jendela rumah tertutup, dan hanya satu pintu utama yg terbuka. Aku segera masuk, n menuju kamar simbah seolah ku tahu pasti simbah ada di ruang itu. Dan, ya, memang benar. Dg suaranya yg setengah merintih, mungkin karena perih, ia masih sempat menyambutku, n memberi instruksi padaku untuk istirahat dulu. Ah!

Aku segera menjelajah ruang-ruang yang kini memang "kosong", di rumah itu. Berdebu, dan lembab. Kubuka jendela-jendela yg setahun lalu biasa terbuka, n pintu-pintu yg sepantasnya dibuka. Kuambil sapu, dan... ya, melakukan kebiasaanku seperti tahun-tahun lalu saat berkunjung ke rumah ini: menyapu.

Ya. Aku teringat, dulu pernah aku berkata pada ayahku saat aku diminta menyapu daun-daun berserakan di halaman rumah ini, "kenapa mesti disapu tiap pagi? toh nanti daun-daunnya juga akan berguguran lagi dan kotor lagi,". Jawabannya kutemukan setidaknya setahun yg lalu, ketika simbah kakung dan simbah putriku dua-duanya sedang sakit, dan saat itu aku ke rumah ini, lalu mendapati halaman rumah yg begitu aku melihatnya, aku langsung bertanya dalam hati, "berapa hari tak disapu ya?".

Dan baru kemarin sore aku berniat, untuk menyapu halaman "rumahku" secara rutin. Ya, ruang-ruang di qalbuku.

24 September 2010

mathematics, I love U so math ...



Siang tadi, akhirnya aku menemukan yg benar-benar aku cintai: matematika! hahaha...
i love u so math, mathematics... :))
-made with deviantart Muro-

berada kembali

sekarang, aku percaya kekuatan impian yg menghidupkan...

welcome my new life!!!

Now, I know what for I must fight, ^_~


-----
Setelah membiarkan perasaanku terluap, menarikan pulpenku di atas kertas yg selama ini jadi teman terbaikku....
Setelah bertanya pada diriku apa yg sebenarnya aku inginkan, apa yg sebenarnya membuatku bertahan di lubang yg menimbulkan rasa sakit dan bosan ini...
Setelah menyadari kesemuan berbagai hal yang aku bawakan selama ini...
Setelah menyadari betapa lelahnya mata yg seperti tak punya arah pandang...
Setelah menyadari bahwa aku terlalu lama berada di lubang ini...

thank's Allah... aku tak sendiri ternyata...
-----

akhirnya aku bisa berteriak: yuhuu!!!! this is it! \^__^/ yeah...!

23 September 2010

di perempatan

Sekitar jam 11.45 WIB aku melaju ke kos, setelah berkunjung ke kos temanku. Panas. Langit sangat cerah, tapi memang tampak ada awan-awan kecil yg kuduga akan segera menjadi mendung. Tiap lampu merah, berhenti. Melewati beberapa SD, kulihat anak-anak SD yg tetap ceria riang berlarian (mungkin karena bahagia akan segera sampai di rumahnya), mengingatkanku pada masa SD-ku dulu.

Sampai di perempatan Jetis, menuju jalan AM. Sangaji, lampu merah, oh, listriknya mati. Seorang polisi berdiri di tengah perempatan menggantikan tugas lampu merah, memberi aba-aba arah mana yg boleh jalan, dan arah mana yang mesti menunggu. Aku menunggu aba-aba jalan. Sementara panasnya udara masih terus terserap ke dalam jaket hitamku.

Di kanan jalan itu, di ujung zebra cross, seorang lelaki kecil berpakaian putih merah, tampaknya juga sedang menunggu. Menunggu jalan sepi untuknya, untuk menyeberang. Sesekali tampak ia ingin melangkah maju, lalu ia urungkan setelah melihat sepeda motor melaju dari tikungan di belakangnya. Berkali-kali ini terjadi. Lalu ia mundur, menyandarkan tubuhnya ke tembok di belakangnya. Dari seberang jalan, seorang polisi keluar dari gardunya, ia berjalan, ke arah anak kecil itu bersandar. Awalnya kupikir ia tak akan membantu polisi yg sedang memberi aba-aba di tengah perempatan.

Ternyata, polisi itu berhenti di tempat anak kecil itu bersandar, merangkulnya, sejenak seulas senyum ia berikan ke anak kecil itu. Dijabatnya tangan anak kecil itu, lalu diajaknya menyeberang bersamanya. Sang anak mengikuti langkah polisi itu sambil sesekali menatap ke atas, ke wajah polisi itu. Sampailah di seberang. Sayang terhalang mobil yg berhenti di samping kiriku sehingga aku tak bisa menyaksikan bagaimana raut wajah anak itu setelah sampai di seberang. Ah! Mungkin anak itu tersenyum pada polisi itu, atau mereka berdua sama-sama saling melontarkan senyum, atau, anak itu mengucapkan terima kasih, atau... ah! mungkin saja anak itu segera berlari menikmati kebebasan jalan yg ia lalui ke rumah, sambil menyimpan rasa gembira tak terkira di jiwanya. Dan tak sabar untuk menceritakan kisah penyeberangannya tadi kepada ibunya, yg menyambutnya dengan senyum lebar di rumahnya.

Polisi di tengah perempatan itu sudah menghadapkan dirinya ke arah jalanku, dan memberi aba-aba jalan. Aku segera melaju, dan di perjalanan aku berjanji pada diriku untuk mengabadikan momen tadi. Seperti anak kecil tadi, yg mungkin jg akan mengabadikan momen ini di jiwanya.

analogi kompleks

Bilangan kompleks. Bentuk umumnya adalah a + bi, dimana a dan b adalah bilangan nyata dan i adalah bilangan imajiner yg mempunyai sifat i 2 = −1. Atau, a adalah bagian nyata, dan (bi) adalah bagian imajiner-nya. Jika dalam suatu bilangan kompleks, nilai b = 0, maka nilai bilangan kompleks itu akan sama dengan nilai bagian nyata-nya.

Himpunan bilangan kompleks (C) mencakup himpunan bilangan nyata (R), dan juga himpunan bilangan imajiner. Operasi-operasi pada himpunan bilangan kompleks sebenarnya tak jauh berbeda dg operasi-operasi pada himpunan bilangan nyata.

Ah! Tapi saya sedang tak ingin membahas bilangan kompleks tersebut sebenarnya. yg ingin saya ungkapkan di sini adalah: permasalahan. Ya, permasalahan yg kadang saking rumitnya dan tak bisa diutarakan dg susunan kalimat yg rapi, sehingga membuat kita mengatakan: permasalahan yg kompleks.

Hm, beberapa hari ini saya berpikir, bahwa ternyata permasalahan yg kompleks ini memiliki sifat yg hampir mirip dg bilangan kompleks.

Bilangan kompleks terdiri atas bagian nyata dan imajiner. Kalau dicermati, seperti itu jualah permasalahan yg kompleks, terdiri atas bagian yg nyata, dan bagian yg imajiner. :D

Maksud saya seperti berikut ini. Masalah kompleks terdiri atas yg nyata dan yg imajiner. Yg nyata, adalah hal yg memang nyata ada, bisa dilihat, bisa didengar, bisa diamati dg pancaindera. Dan satunya lagi, bagian yg imajiner, hanya ada dalam imaji kita, tak mewujud nyata di hadapan kita.

Adanya hal yg imajiner inilah yg membuat suatu permasalahan nyata menjadi kompleks. Hal-hal yg imajiner ini bisa meliputi dugaan, prasangka, kekhawatiran, ketakutan, dsb. Saya rasa, adalah perlu dan penting untuk memperlakukan hal-hal yg imajiner tsb selayaknya memang hal-hal tersebut hanyalah ada dalam imaji kita, belum mewujud nyata. Hal-hal tersebut masih berupa hal yg "mungkin". Meski mungkin terjadi, tapi tetap saja hal-hal tersebut mungkin "tidak terjadi".

Dalam matematika, banyak yg beranggapan, menyelesaikan permasalahan dalam semesta himpunan bilangan nyata, lebih mudah dibandingkan jika melibatkan bilangan imajiner.
Rasa-rasanya sama juga dg penyelesaian permasalahan dalam kehidupan ini. Lebih mudah menyelesaikan masalah yg jelas n nyata, dibandingkan jika masalah tersebut melibatkan hal-hal yg imajiner. Iya, kadang hanya masalah kecil. Tapi selalu saja ada ragu saat ingin menyelesaikan masalah itu, yg takut inilah, takut itulah, yah, hanya ketakutan, kekhawatiran, hal yg imajiner..

Dalam mengoperasikan bilangan kompleks, adalah perlu untuk mengidentifikasi, mana bagian yg nyata, n mana bagian yg imajiner. Saya rasa tak jauh beda pula dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan yg kita anggap "kompleks", kita perlu mengidentifikasi terlebih dahulu, mana hal yg memang nyata-nyata ada, dan mana hal yg hanya ada dalam imaji kita.

Hm, ini saja hal yg beberapa hari ini saya renungkan. Semoga bisa menambah kebingungan anda, wkwkw...

Oh, ya, ada satu hal lagi: ada yg tampak kompleks padahal termasuk nyata jg, seperti: (0.375 + 9.863i - 50.125 + 6.071i + 80 - 15.934i) , ini salah satu hal, kenapa penyederhanaan itu penting. Dan kalau mau dirunut-runut, sebenarnya penyelesaian masalah itu hanyalah sebuah proses penyederhanaan bentuk masalah tsb.
^_^

salam matematika,

ramen



hmmm.... Pengen makan mie ramen ni...,
Eh, di jogja, di jalan monjali, ada resto ramen yg enak lho... (menurutku n teman-temanku yg dah pernah maem ramen di sana), Nikkou Ramen. Yg hobi maem ramen, resto ini patut dicoba. ^_^

neraka

Sering aku mengetahui sesuatu yg bisa menghancurkanku, tapi aku tetap melakukannya. Sesaat setelah itu, sampailah aku di nerakaku. Sedikit merasa tersalahkan ditambah golak pikir pembelaan diri. Ya, karena aku selalu mengatakan bahwa tak ada yang patut untuk mengatakan "sesuatu itu salah", bahkan bagi diriku sendiri. Aku memang orang yg tak mau menganggap salah apapun. Segalanya adalah real terjadi, tak ada yg salah, n tak perlu pula mengatakan "sesuatu itu benar". Ini hanya kenyataan.
Namun kadang ini jd neraka bagiku, karena nyatanya yg ada di luar diriku seolah selalu saja membuatku merasa tersalahkan. Akhirnya, aku memang lantas mengembalikan ini semua kpd kenyataan. Tak ada yg salah dalam hal ini. Kenyataannya memang sebagian besar manusia sangat suka mendefinisikan "salah" dan "benar". Dan aku ternyata ada di luar komunitas itu.
Ah! Tak apa, ini memang kenyataan. Toh, aku jadi mulai belajar mengenal nerakaku, dan mengembalikannya kepada kenyataan, kepada realitas.

kompleks (1)

Ada yg kadang terasa begitu rumit, tak bisa dijelaskan dg kata2 yg tertata rapi. Hal yg real dan imajiner berbaur dalam deret yg membentang panjang, membuat suatu gambaran yg kompleks. Sudah tahu, seharusnya bisa mengelompokkan, mana yg imajiner, mana yg real. Tahu itu. Juga dah tahu, perlu melakukan penyederhanaan. Dan penyederhanaan tak akan pernah terjadi tanpa langkah awal yg diambil. Perjalanan bermil-mil jauhnya dimulai dg satu langkah jua.

Hm, inilah dia, terasa rumit, sampai2 aku sulit menjelaskannya dg susunan kata yg rapi. Beginilah, aku belum mengambil langkah pertama. Sederhana saja sebenarnya: pagi ini harusnya aku memulai dg membeli makanan u/sarapan.

------------------

artikel terkait:
Analogi Kompleks

05 September 2010

tolong



aku mulai tak yakin arah…
mulai tak percaya di mana timur atau barat,
pun selatan atau utara,

aku sakit..
dan mulai tak percaya pada yg selalu diungkit
tentang obat-obat yg katanya turun dari langit..

aku lapar..
dan mulai tak percaya, pada kabar-kabar
tentang makanan yang katanya tersedia di pasar-pasar,

aku haus..
dan mulai tak percaya, pada pemberitaan
tentang air yg katanya jernih menyegarkan,
pun pada air hujan

aku kedinginan…
dan mulai tak percaya,
pada kain-kain yg katanya menghangatkan..
pun pada jahe, atau wedang ronde

tolong,

jogja, 5 september 2010

lupa

Hmm..dua hari yg luar biasa. Oh, sebenarnya dah empat hari, tanpa pulsa di HP, memang sengaja tak kuisi. Ah, tapi ini bukan yang ingin kubicarakan sebenarnya. Tapi apa? saya lupa..

Oh, ya, saya ingat sekarang. Saya ingin bercerita tentang percakapan saya dengan teman saya semalam. Kami melakukan analisis ngawur tentang pengaruh pikiran2 dan perasaan2 ibu kami saat mengandung kami, terhadap watak bawah sadar kami. Ya, kami merasa berbagai hal yg melekat pada karakter kami, tak terlepas pula dari keadaan emosional ibu kami saat mengandung kami. Wkwkw.. aneh…

dan.., ah! saya telah lupa lagi ingin berkata apa soal itu,

01 September 2010

a new consciousness in this new month


Ya, targetku bulan September ini, tak muluk-muluk. Aku cuma ingin meraih sebuah kesadaran baru untuk menggerakkan hidupku.

realita

Realita kehidupan. Menyakitkan. Ya, setelah menonton film “Alangkah Lucuya Negeri Ini”, aku semakin sadar bahwa yang berlaku di kehidupan ini bukanlah “malaikat selalu menang” , tetapi memang “yang dianggap benar yang selalu menang”. Ya, hanya yang dianggap benar. Malaikat bisa kalah dan setan bisa menang, atau sebaliknya. Hal itu memang telah diatur oleh Tuhan. Dan seandainya Tuhan ada di pihak malaikat, berarti ada kalanya Tuhan mengalah, mempersilakan setan untuk menang, jaya di atas kekalahan Tuhan. Tetapi itu pun karena Tuhan menjalankan hukumnya, bahwa memang mesti ada pergantian kekuatan di dunia ini. Pergantian antara kekuatan gelap, dan kekuatan terang, sebagaimana siang dan malam yang senantiasa berganti, untuk menjaga keseimbangan. Betapa adil dan Maha Tahu-nya Tuhan.

Barangkali menyakitkan, bagi yang hidup qalbunya, melihat segala kerusakan di bumi ini. Menyakitkan memang, melihat ibu bunuh diri setelah membunuh anak-anaknya karena alasan ekonomi. Sakit rasanya melihat anak-anak jalanan memeras keringat mereka dg berdagang asongan, yang kadang mesti lari pontang-panting saat ada razia. Dan hampir tak ada solusi untuk kehidupan si anak jalanan yang lebih baik, sedangkan yang diberi kepercayaan untuk mengelola rakyat, malah sibuk dengan kepentingannya masing-masing, kepentingan pribadi, ataupun golongan. Betapa jenuhnya melihat orang berlomba mengejar kesuksesan individu masing-masing, main sodok sana sini, yang tolok ukurnya hanya materi, tak apa memang, tapi kalau materi itu hanya untuk pribadi, hanya demi popularitas dan kemakmuran pribadi, ini yang membuat segalanya nampak semu. Semu, karena saat ia telah berhasil mencapai segala tujuannya, di bawahnya, bahkan di samping kanan kirinya, atau di belakangnya, ada yang luka, ada yang terluka meski bukan karena kita, dan kita tetap tak bisa berbuat apa-apa dengan segala pencapaian kita. Semu.

Ya, semu memang. Kita tak berdaya apa-apa dengan segala kesenjangan yang ada.
Tetapi, itu semua memang sudah menjadi bagian dari scenario Tuhan. Ada kalanya kegelapan menang, agar nanti sang terang punya kesempatan untuk menang. Ya, jika tak ada pergiliran seperti itu, mungkin kita tak akan mengenal kata kalah dan menang.

Inilah kebenarannya, bahwa pergiliran kalah menang antara kegelapan dan sang terang itu, pasti terjadi. Jika menyakitkan, ya, memang ini saatnya kita merasakan sakit, agar nanti kita bisa mengerti rasanya sehat segar bugar. Betapa adilnya Tuhan. Dan maafkan jika kami masih selalu menuduhMu tak adil. Percayalah, itu hanya emosi sesaat.

31 Agustus 2010

some quotes about "diversity"

~ If we cannot now end our differences, at least we can help make the world safe for diversity ~ (John Fitzgerald Kennedy)

~ Diversity: the art of thinking independently together ~ (Malcolm Stevensen Forbes)

~ Human diversity makes tolerance more than a virtue; it makes it a requirement for survival. ~ (Rene Dubos)

~ I feel my heart break to see a nation ripped apart by it's own greatest strength--it's diversity. ~ (Mellissa Etheridge)

~ Diversity is not about how we differ. Diversity is about embracing one another's uniqueness. ~ (Ola Joseph)

~ Infinite diversity in infinite combinations... symbolizing the elements that create truth and beauty. ~ (Commander Spock)

~ Diversity is the one true thing we all have in common. Celebrate it every day. ~ (Unknown)

~ Well! Evil to some is always good to others.~ (Jane Austen)

~ Good art is art that allows you to enter it from a variety of angles and to emerge with a variety of views ~ (Mary Schmich)

~ Of course there's no such thing as a totally objective person, except Almighty God, if She exists ~ (Antonia Fraser)

~ There is an illusion of central position, justifying one¹s own purposes as right and everybody else¹s as wrong, and providing a proper degree of paranoia. Righteous ends, thus approved, absolve of guilt the most violent means. ~ (Henry Amiel)

~ Doubt is the key to all knowledge ~ (Arabian Proverb)

~ if a man will begin with certainties, he shall end in doubts; but if he will be content to begin with doubts, he shall end in certainties ~ (Francis Bacon)

~ You don't get to choose how you're going to die. Or when. You can only decide how you're going to live. Now. ~ (Joan Baez)

~ The absurd man is he who never changes ~ (Auguste Barthelemy)

~ Everyone knows there is no fineness or accuracy of suppression; if you hold down one thing you hold down the adjoining ~ (Saul Bellow)

~ Justice is better than chivalry if we cannot have both. ~ (Alice Stone Blackwell)

~ It were not best that we should all think alike; it is difference of opinion that makes horse races ~ (Mark Twain)

~ Life lies in diversity, not in monotony. ~ (M. K. Soni)

~ We all live with the objective of being happy; our lives are all different and yet the same. ~ (Anne Frank)

~ We may have different religions, different languages, different colored skin, but we all belong to one human race. ~ (Kofi Annan)

~ A human being is a part of the whole that we call the universe, a part limited in time and space. He experiences himself, his thoughts and feelings, as something separated from the rest -- a kind of optical illusion of his consciousness. This illusion is a prison for us, restricting us to our personal desires and to affection for only the few people nearest us. Our task must be to free ourselves from this prison by widening our circle of compassion to embrace all living beings and all of nature. ~ (Albert Einstein)

*****

salam damai.... ^____^

29 Agustus 2010

komunikasi matematika (1)

Hm, menyusun skripsi terkait kemampuan komunikasi matematika membuat saya banyak membaca buku dan artikel mengenai komunikasi matematika. Wkwkw... :)) ya iya laah... Jadi, saya ingin sedikit berbagi tentang komunikasi matematika ini.

NCTM (National Council of Teachers of Mathematics) menetapkan communication sebagai salah satu standar proses pembelajaran matematika di sekolah. Ada lima standar proses pembelajaran matematika yg ditetapkan oleh NCTM, sebenarnya, yakni Problem Solving; Reasoning and Proof; Communication; Connections; dan Representation. Mengenai communication, di Indonesia lebih dikenal sebagai komunikasi matematika.

Lebih lanjut dijelaskan oleh NCTM (dalam Introduction to Communication, Susan O'Connell, 2005, halaman xvi) bahwa program pengajaran matematika, mulai dari playgroup sampai tingkat/kelas 12 hendaknya memampukan siswa untuk:
  • meng-organisasikan dan mengkonsolidasikan pemikiran matematika mereka melalui komunikasi
  • mengkomunikasikan pemikiran matematika mereka secara koheren dan jelas kepada teman sebaya, guru, ataupun yang lainnya
  • menganalisa dan mengevaluasi pemikiran dan strategi matematika yang diutarakan oleh orang lain
  • menggunakan bahasa matematika untuk mengungkapkan ide-ide matematika secara tepat.
Secara umum, bisa dikatakan bahwa pembelajaran matematika hendaknya dapat menumbuhkan kemampuan komunikasi matematika siswa. Kemudian, apa sebenarnya pengertian komunikasi matematika itu sendiri?

Hmm,
Komunikasi matematika merupakan bentuk khusus dari komunikasi, yakni segala bentuk komunikasi yang dilakukan dalam rangka mengungkapkan ide-ide matematika. Itu menurut saya pribadi sebenarnya, atau, kita akan bisa mengungkapkan pengertian komunikasi matematika dengan melihat aspek-aspek apa saja yang semestinya dipenuhi dalam komunikasi matematika tersebut.

Banyak yang telah merumuskan aspek-aspek yang mesti ada dalam berkomunikasi matematika, atau aspek apa saja yang dapat kita gunakan untuk menilai baik tidaknya kemampuan komunikasi matematika seorang siswa.

Salah satunya, diutarakan oleh Rafael A. Olivares dalam buku Communication in Mathematics, K-12 and Beyond (1996, diterbitkan oleh NCTM). Dalam subjudul Communication in Mathematics for Students with Limited English Proficiency, atau semacam kelas bilingual, Rafael menggambarkan bagan kemampuan komunikasi matematika. Dia menjelaskan bahwa menurut Carolyn Kessler dalam Linking Mathematics and Second Language Teaching, ada empat kemampuan yang dibutuhkan dalam komunikasi matematika, yaitu grammatical competence (kemampuan tata bahasa), discourse competence (kemampuan diskusi), sociolinguistic competence (kemampuan sosiolinguistik), dan strategic competence (kemampuan strategis). Penjabaran dari keempat kemampuan tersebut di buku itu lebih ditekankan pada penerapannya dalam kelas bilingual. Namun, tak menutup kemungkinan untuk diadopsi pula di kelas biasa, dengan beberapa penyesuaian.

Sementara hanya ini dulu yg bisa saya bagi mengenai komunikasi matematika, tulisan selanjutnya akan segera menyusul.

negeri teka teki -oleh Mustofa Bisri-

jangan tanya, tebak saja

jangan tanya apa
jangan tanya siapa
jangan tanya mengapa
tebak saja

jangan tanya apa yang terjadi
apalagi apa yang ada di balik kejadian
karena di sini yang ada memang
hanya kotak-kotak teka-teki silang
dan daftar pertanyaan-pertanyaan

jangan tanya mengapa
yang di sana dimanjakan
yang di sini dihinakan,
tebak saja

jangan tanya siapa
membunuh buruh dan wartawan
siapa merenggut nyawa
yang dimuliakan Tuhan
jangan tanya mengapa,
tebak saja

jangan tanya mengapa
yang di sini selalu dibenarkan
yang di sana selalu disalahkan
tebak saja

jangan tanya siapa
membakar hutan dan emosi rakyat
siapa melindungi penjahat keparat
jangan tanya mengapa,
tebak saja

jangan tanya mengapa
setiap kali terjadi kekeliruan
pertanggungjawabannya tak karuan
tebak saja

jangan tanya siapa
beternak kambing hitam
untuk setiap kali dikorbankan
tebak saja

jangan tanya siapa
membungkam kebenaran
dan menyembunyikan fakta
siapa menyuburkan kemunafikan dan dusta
jangan tanya mengapa
tebak saja

jangan tanya siapa
jangan tanya mengapa
jangan tanya apa-apa
tebak saja

rembang - oktober 1997

reformasi terus melaju -oleh Mustofa Bisri-

api terus melalap kota dan hutan
bayi-bayi terus dikabarkan dibuang sembarangan
demam berdarah terus meminta korban
aktivis-aktivis terus dikabarkan hilang
perusahaan-perusahaan besar terus dibingungkan utang
menteri-menteri terus bernegosiasi dengan para pemilik piutang
bank-bank terus deg-degan
petinggi-petinggi negara terus berusaha meyakinkan
negara-negara donor terus mempertimbangkan bantuan
ibu-ibu rumah tangga terus mengeluhkan harga bahan-bahan
toko-toko yang pintunya tak pro reformasi
terus jadi sasaran penjarahan
korupsi, kolusi, dan nepotisme terus menjadi pembicaraan
pengamat terus mengkritik dan mempertanyakan
pakar-pakar terus berteori
mahasiswa terus berdemonstrasi
abri terus berjaga-jaga
politisi-politisi terus memasang kuda-kuda
ulama dan umara terus beristighatsah dan berdoa
modal dan moral terus terkikis
sembako dan kepercayaan terus menipis
harga-harga terus naik
rupiah yang dicintai terus melemah
orsospol-orsospol terus bengong
wakil-wakil rakyat terus tampak bloon
padahal pak harto sudah lengser keprabon
reformasi terus melaju

rembang - 1998

***

sajak atas nama -oleh Mustofa Bisri-

ada yang atas nama Tuhan melecehkan Tuhan
ada yang atas nama negara merampok negara
ada yang atas nama rakyat menindas rakyat
ada yang atas nama kemanusiaan memangsa manusia

ada yang atas nama keadilan meruntuhkan keadilan
ada yang atas nama persatuan merusak persatuan
ada yang atas nama perdamaian mengusik kedamaian
ada yang atas nama kemerdekaan memasung kemerdekaan

maka atas nama apa saja atau siapa saja
kirimkanlah laknat kalian
atau atas namaKu
perangilah mereka!

rembang - agustus 1997

kinilah saatnya berterus terang -oleh Mustofa Bisri-

setelah sekian lama
kita dihimpit gelap kabut
ditindih rasa takut
setelah sekian lama
kita digoncang deru angin
setelah semua kata-kata
hanya menggumpal dalam dada

setelah semua merasa lara
kinilah saatnya berterus terang
jangan tutupi kebenaran
agar dunia tetap terang
jangan tutupi kesalahan
biar dada tetap lapang
kinilah saatnya berterus terang

jangan biarkan rasa takut
membuatmu menjadi munafik dan pengecut
cahaya kebenaran telah datang
kinilah saatnya berterus terang

marilah kita bicara laiknya saudara
jangan lagi kita biarkan
kepentingan merekayasa kita
menyumbat makna
tumpukan kata menyuburkan dendam
tumpukan keluhan meledakkan dada
dan akhirnya dendam membakar segalanaya

kinilah saatnya berterus terang
setelah sekian lama
kita saling terkam bagai serigala
masihkah tersisa kemanusiaan kita?
setelah sekian lama
kebencian antara kita membara
masihkah kita bersaudara?

1998

kembalikan makna pancasila -oleh Mustofa Bisri-

selama ini di depan kami
terus kalian singkat-singkat pancasila
karena kalian takut ketahuan
sila-sila yang kalian maksud
sila-sila yang kalian anut
tidak sebagaimana yang kalian tatarkan
kepentingan-kepentingan sempit sesaat
telah teralu jauh menyeret kalian
maka pancasila kalian pun selama ini adalah:

kesetanan yang maha perkasa
kebinatangan yang degil dan biadab
perseteruan indonesia
kekuasaan yang dipinpin oleh nikmat kepentingan
dalam kekerabatan/perkawanan
kelaliman sosial bagi seluruh rakyat indonesia

dan sorga kami pun menjadi neraka
di depan dunia
ibu pertiwi menangis memilukan
merahputihnya dicabik-cabik
anak-anaknya sendiri bagai serigala
menjarah dan memperkosanya
o, Gusti kebiadaban apa ini?
o, azab apa ini?
Gusti,
sampai memohon ampun kepada-Mu pun
kami tak berani

1998

27 Agustus 2010

pendefinisian Tuhan


Hmm, saya belum belajar ilmu filsafat. Saya juga bukan orang yg punya pengetahuan agama yang baik. Tentang Tuhan, apalagi. Tulisan saya juga bukan tulisan yg serius. Tak banyak tokoh yg saya kutip teorinya, atau buku yg mungkin saya tarik kesimpulannya. Tak banyak memang. Hehe.. Ya, karena memang saya belum menjadi pembaca buku yg baik. Ya, belum mampu membaca buku sampai tuntas. Sering cuma setengah-setengah saja. Mungkin ini tak baik.

Meski demikian, tak apalah saya coba menulis. Memang ini sesuatu yang belum pernah saya coba urai sebelumnya. Baru diskusi-diskusi singkat dengan beberapa teman.

Tentang atheisme. Atau, lebih tepatnya tentang pendefinisian Tuhan. Hehe… agak aneh memang, Tuhan kok didefinisikan (baca: dibuat batasannya). Tuhan mungkin tak terbatas. Tapi bagi manusia, memahami sesuatu yang “tak terbatas” mungkin bukan hal yg mudah. Ya, karena segala kemampuan indra manusia terbatas, sebatas apa yg mampu ia pikirkan. Jadi, sebelumnya saya merasa perlu minta maaf bagi pembaca yg kurang berkenan atas pendefinisian Tuhan sedang saya bicarakan ini. Hehe.. Tulisan ini sebenarnya lebih saya tujukan untuk diri saya sendiri, untuk mengurai benang di otak saya yang belum pernah diurai sebelumnya.

Atheisme bisa diartikan sebagai tak bertuhan. Dua tahun yang lalu saya pernah menulis tentang atheisme ini. Setelah saya baca lagi, saya malah tertawa sendiri.. #menertawakandirisendiri, ternyata pemahaman saya saat itu masih sangat lugu, lucu, terlalu polos, masih terlalu sempit, hehe... silakan pilih sendiri kata yg tepat untuk menggambarkannya. :))

Semakin banyak bertemu orang (meski cuma di dunia maya), saya menemukan banyak yang mengaku tak bertuhan atau atheis. Ternyata tak sedikit, dan sepertinya kian hari kian bertambah saja. Sayangnya memang di Indonesia ini atheis tak diakui. Ada kolom “agama” di KTP yang mesti diisi, hehehe..

Saya sering menjumpai ungkapan yang senada dengan: “Saya melakukan pencarian terhadap Tuhan. Tapi ternyata Tuhan yang dulu saat balita diperkenalkan orang tuaku padaku, masih belum bisa dibuktikan keberadaannya”. hmm,… saya sering merenungi pernyataan2 semacam ini..

Hmm, OK, sebenarnya dalam benak kita, siapakah Tuhan itu? Seperti apakah Dia? Di manakah Dia berada?

Dalam pandangan saya –saat ini-, atheisme adalah tentang pendefinisian Tuhan. Bagaimana kita mendefinisikan Tuhan, ini yang sangat menentukan bagi kita untuk mengaku atheis, atau theis. Mengaku tak berTuhan, atau berTuhan.

Seiring pertumbuhan manusia, seringkali pemahamannya tentang Tuhan mengalami perkembangan pula. Saat masih berusia 6 tahun, mungkin manusia masih mempunyai pengertian yang sangat sederhana tentang Tuhan. Saat 20 tahun, pengertiannya tentang Tuhan mungkin telah jauh berbeda, biasanya meluas. Jika tidak, biasanya terjadi penihilan, peniadaan, atau mungkin ketakpedulian, atau justru pembohongan diri.

Jujur, jika saat ini saya masih memahami Tuhan sebagaimana saya memahamiNya 16 tahun silam, barangkali saya lebih baik mengaku atheis saja. Hehehe… Saya tak akan bisa menerima kehadiran Tuhan yang seperti itu, untuk saat ini. Tetapi saya telah mendefinisikan Tuhan dengan definisi yang telah sangat berbeda dengan definisi yang dihadiahkan oleh lingkungan saya 16 tahun silam. Hmm, memang tak dapat dipungkiri, saya perlu berterima kasih pada banyak orang mengenai hal ini..., para sahabatku di dunia nyata, maya, atau dunia kertas (buku), hehehe... tapi Nietzche sebenarnya yang sangat berhasil membuat saya mau bersenda gurau dengan keraguan-keraguan saya.

Lalu seperti apakah definisi Tuhan-ku sekarang?

Awalnya saya berniat menguraikannya di sini, karena ini memang hal yang belum pernah saya urai secara tertulis sebelumnya. Tapi barusan saya merasa…, ah! Saya tak ingin berlaku seperti lingkungan saya 16 tahun silam, menghadiahkan definisi Tuhan pada orang lain. Mungkin biarlah definisi Tuhan itu didapat melalui pengalaman masing2 individu.. hmm (?)

Tapi saya ingin sekali mengungkapkan hal berikut ini: apalah artinya kita mengaku berTuhan atau tak berTuhan.. apalah artinya pengakuan itu, jika laku kita di kehidupan ini masih seperti tak berakal budi..

Akhirnya, seperti biasa, ini memang catatan yang tak penting untuk dibaca sebenarnya, hehehe…

24 Agustus 2010

DUNIA SERBA TUHAN ATAWA TUHAN SEMAKIN BANYAK

Terkesan dengan puisi-puisi Gus Mus, saya coba search puisi-puisi Gus Mus yang terbaru, dan akhirnya sampailah di GusMus.NET. Di kolom "embun", saya melihat daftar puisi-puisi Gus Mus, dan langsung tertarik pada judul puisi ini, Dunia Serba Tuhan Atawa Tuhan Semakin Banyak, hehehe... sangat mewakili perasaan saya.. tentu saja selain puisi Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana .. ^_^

DUNIA SERBA TUHAN ATAWA TUHAN SEMAKIN BANYAK

Di mana-mana semakin banyak tuhan
Di Irak dan Iran
Di Israel dan Afganistan
Di Libanon dan Nikaragua
Di India dan Srilangka
Di JEpang dan Cina
Di Korea dan Pilipina

Tuhan semakin banyak
Di Amerika dan Rusia
Di Eropa dan Asia
Di Afrika dan Australia
Di NATO dan PAlta Warsawa
Di PBB dan badan-badan dunia

Dimana-mana tuhan, ya Tuhan
Disini pun semua serba tuhan
Disini pun tuhan merajalela
Memenuhi desa dan kota
Mesjid dan gereja
Kuil dan pura
Menggagahi mimbar dan seminar
Kantor dan sanggar
Dewan dan pasar
Mendominasi lalu lintas
Orpol dan ormas
Swasta dan dinas

Ya Tuhan, di sana-sini semua serba tuhan
Pernyataanku pernyataan tuhan!
Kebijaksanaanku kebijaksanaan tuhan!
Keputusanku keputusan tuhan!
Pikiranku pikiran tuhan!
Pendapatku pendapat tuhan!
Tulisanku tulisan tuhan!
Usahaku usaha tuhan!
Khutbahku khutbah tuhan!
Fatwaku fatwa tuhan!
Lembagaku lembaga tuhan
Jama’ahku jamaah tuhan!
Keluargaku keluarga tuhan!
Puisiku puisi tuhan!
Kritikanku kritikan tuhan!
Darahku darah tuhan!
Akuku aku tuhan!

Ya Tuhan!

1987+1429

aku tak bisa lagi menyanyi - oleh Mustofa Bisri -

bagiku kini tak ada lagi lirik dan musik yang menarik
untuk kunyanyikan bersamamu atau sendiri

burung-burung terlalu berisik
mendendangkan apa saja setelah mereka merdeka
membuatku tak dapat lagi mengenali suaramu atau suaraku sendiri

taman tempat kita istirah.. becek darah..
yang seharusnya tak tumpah..

jalan-jalan tempat kita mendekatkan hati
tertutup dihadang geram dan amarah

malam-malam tempat kita menyembunyikan cinta
telah dionarkan kobaran kebencian..

daging-daging yang selama ini kita manjakan pun
ikut terpanggang api dendam

udara di sekitar kita meluapkan bau terlalu anyir..
dan lalat-lalat berpesta dimana-mana..

bagaimana aku bisa menyanyi..
aku tak mampu meski menyanyikan lagu duka..
aku tak bisa mengadukan duka pada duka
mengeluhkan luka pada luka
senar gitarku putus
dan aku tak yakin mampu menyambungnya lagi

dan langit pun seolah sudah muak
dengan lagu-lagu bumi yang sumbang

maaf sayang,
aku tak bisa lagi menyanyi bersamamu atau sendiri
entah..
jika tiba-tiba nabi daud datang membawa seruling ajaibnya

November, 1998

sujud -- oleh Mustofa Bisri --

bagaimana kau hendak bersujud pasrah
sedang wajahmu yang bersih sumringah
keningmu yang mulia dan indah
begitu pongah minta sajadah
agar tak menyentuh tanah

apakah kau melihatnya
seperti iblis saat menolak
menyembah bapamu dengan congkak
tanah hanya patut diinjak
tempat kencing dan berak
membuang ludah dan dahak
atau paling jauh
hanya lahan pemanjaan nafsu serakah dan tamak

apakah kau lupa bahwa tanah
adalah bapa dari mana ibumu dilahirkan
tanah adalah ibu yang menyusuimu dan memberi makan
tanah adalah kawan
yang memelukmu dalam kesendirian
dalam perjalanan panjang menuju keabadian

singkirkan saja sajadah mahalmu
ratakan keningmu
latakan heningmu
tanahkan wajahmu
pasrahkan jiwamu
biarlah rahmat agung Allah membelaimu
dan terbanglah..
kekasih..

dzikir malam --oleh Mustofa Bisri--

langit memimpin dzikir malam
membaca wirid hening
dalam hitungan renyai hujan
dan manik-manik keringat dinginku

angin mendesirkan tasbih
bersama pucuk-pucuk pohon di mulut pori-poriku
sesekali kilat memucatkan rumput-rumput
mencuatkan lidah-lidah laut
dalam gemuruh tahmid
bersama khauf raja’-ku

sementara petir dan guruh bergantian
meneriakkan takbir dari puncak
diamku
langit memimpin dzikir malam
di bumi kelam gelisahku

1415

22 Agustus 2010

Asrar - e - Khudi chapter III

Ini adalah salah satu bagian dari buku Asrar-e-Khudi karya penyair Pakistan, Muhammad Iqbal. Cuplikan berikut dikutip dari terjemahan Asrar-e-Khudi oleh Reynold A. Nicholson. Asrar-e-Khudi sendiri diartikan The Secrets of the Self.

THE SELF IS STRENGTHENED BY LOVE

The luminous point whose name is the Self
Is the life-spark beneath our dust.
By Love it is made more I sting,
More living, more burning, more glowing.
From Love proceeds the radiance of its being.
And the development of its unknown possibilities.
Its nature gathers fire from Love,
Love instructs it to illumine the world.
Love fears neither sword nor dagger,
Love is not born of water and air and earth.
Love makes peace and war in the world,
Love is the Fountain of Life, Love is the flashing sword of Death.
The hardest rocks are shivered by Love's glance:
Love of God at last becomes wholly God,
Learn thou to love, and seek a beloved:
Seek an eye like Noah's, a heart like Job's !
Transmute thy handful of earth into gold,
Kiss the threshold of a Perfect Man!
Like Rumi, light the candle
And burn Rum in the fire of Tabriz !
There is a beloved hidden within thine heart:
I will show him to thee, if thou hast eyes to see.
His lovers are fairer than the fair,
Sweeter and comelier and more beloved.
By. love of him the heart is made strong
And earth rubs shoulders with the Pleiades.
The soil of Najd was quickened by his grace
And fell into a rapture and rose to the skies
In the Muslim 's heart is the home of Muhammad,
All our glory is from the name of Muhammad.
Sinai is but an eddy of the dust of his house,
His dwelling-place is a sanctuary to the Ka'ba itself.
Eternity is less than a moment of his time,
Eternity receives increase, from his essence.
He slept on a mat of rushes,
But the crown of Chosroes was under his people's feet.
He chose the nightly solitude of Mount Hira,
And he founded a state and laws and government.
He passed many a night with sleepless eyes
In order that the Muslims might sleep on the throne of Persia.
In the hour of battle, iron was melted by the fash of his sword;
In the hour of prayer, tears fell like rain from his eye.
When he prayed for Divine help, his sword answered "Amen"
And extirpated the race of kings.
He instituted new laws in the world,
He brought the empires of antiquity to an end.
With the key of religion he opened the door of this world:
The womb of the world never bore his like.
In his sight high and low were one,
He sat with his slave at one table.
The daughter of the chieftain of Tai was taken prisoner in battle
And brought into that exalted presence
Her feet in chains, unveiled, she was,
And her neck bowed with shame
When the Prophet saw that the -, poor girl had no veil,
He covered her face with his own mantle.
We are more naked than that lady of Tai,
We are unveiled before the nations of the world.
In him is our trust on the Day of Judgement,
And in this world too he is our protector.
Both his favour and his wrath are entirely a mercy:
That is a mercy to his friends and this to his foes.
He opened the gate of mercy to his enemies,
He gave to Mecca the message, "No penalty shall be laid upon you."
We who know not the bonds of country
Resemble sight, which is one though it be the light of two eyes.
We belong to the Hijaz and China and Persia,
Yet we are the dew of one smiling dawn.
We are all under the spell of the eye of the cup bearer from Mecca,
We are united as wine and cup.
He burnt clean away distinctions of lineage.
His fire consumed this trash and rubble.
We are like a rose with many petals but with one perfume:
He is the soul of this society, and he is one
We are the secret concealed in his heart:
He spake out fearlessly, and we were revealed.
The song of love for him fills my silent reed,
A hundred notes throb in my bosom.
How shall I tell what devotion he inspires ?
A block of dry wood wept at porting from him.
The Muslim's being is where he manifests his glory:
Many a Sinai springs from the dust on his path.
My image was created by his- mirror,
My dawn rises from the sun of his breast.
My repose is a perpetual fever,
My evening hotter than the morning of Judgment Day:
He is the April cloud and I his garden,
My vine is bedewed with his rain.
Ii sowed mine eye in the field of Love
And reaped, a harvest of vision.
"The soil of Medina is sweeter than both worlds:
Oh, happy the town where dwell the Beloved!"
I am lost in admiration of the style of Mulla Jami:
His verse and prose are a remedy for my immaturity.
He has written poetry overflowing with beautiful ideas;
And has threaded pearls in praise of the Master-
"Muhammad is the preface to the book of the universe;
All the worlds are slaves and he is the Master."
From the wine of Love spring many spiritual qualities:
Amongst the attributes of Love is blind devotion.
The saint of Bistam, who in devotion was unique,
Abstained from eating a water-melon.
Be a lover constant in devotion to thy beloved,
That thou mayst cast thy nose and capture God.
Sojourn for a while on the Hira of the heart.
Abandon self and flee to God.
Strengthened by God, return to they self
And break the heads of the Lat and Uzza of sensuality.
By the might of Love evoke an army
Reveal thyself on the Faran of Love,
That the Lord of the Ka'ba may show thee favour
And make thee the object of the text, "Lo, I will appoint a vicegerent on the earth."


***

21 Agustus 2010

waktu itu

harusnya ku bertanya pada
ratusan tatapan penuh tanya
yang selalu buatku jatuh dalam beribu prasangka
dan harusnya ku bertanya pada beberapa huruf
yang pernah kaurangkai dalam beberapa kalimat
yang pernah kau tanyakan padaku
seharusnya ku bertanya pada bangku
yang secara tak masuk akal
kau sediakan untukku
harusnya ku bertanya pada ratusan tingkahmu yang
mungkin telah berhasil buatku salah tingkah
dan harusnya ku bertanya pada satu kata
yang pernah kau pungut dari bahagiaku
dan seharusnya ku bertanya pada tangan
yang pernah kau angkat
dengan mata tertunduk yang berhasil
buatku jatuh dan terbelenggu bertahun-tahun
atau harusnya kubertanya pada
mata yang tertunduk kaku
menatap meja coklat yang diam sejuta bahasa
akupun masih bertanya-tanya, apakah masih ada kesempatan
untuk bertanya pada keputusanmu untuk
meninggalkan peluang emas itu
dan tak pernah tahu apakah masih ada waktu
untuk bertanya pada beberapa cinta
yang pernah kau hentikan
apakah telah hilang peluangku
untuk bertanya pada belasan kata yang pernah
kau tujukan padaku?
apakah selamaya kau hanya akan menjadi
asimptot dalam grafik hidupku?
harusnya ku bertanya pada diam yang tak pernah
pergi
menjadi jurang ngeri antara kita
harusnya ku bertanya pada hatiku dan hatimu
tapi sampai meja coklat itu pun menggugat
takkan bisa lagi kutemui hatimu

***

Seorang Rohaniawan dan Sopir Mikrolet

Cerita ini saya kutip dari buku KEMATIAN: Panduan Untuk Menghadapinya dengan Senyuman karya Anand Krishna.. (Gramedia, 2000)

***
Seorang rohaniawan dan sopir mikrolet meninggal pada hari yang sama. Petugas Pencabut Nyawa datang menjemput mereka.

Karena rumah mereka bersebelahan, Petugas Pencabut Nyawa menyediakan satu kendaraan. Sang rohaniawan berang, “Aku bersama si sopir jorok itu? Nggak salah?”

Petugas Pencabut Nyawa mohon maaf, “Sorry, Boss. Karena krismon, kami pun melakukan apa yang disebut ‘rasionalisasi’ dan efisiensi. Kalau bisa menggunakan satu kendaraan, ya tidak usah dua. Ngirit bahan bakar!”

Dengan berat hati, rohaniawan itu terpaksa bersedia duduk dalam mobil yang sama. Sopir mikrolet duduk di depan, sementara sang rohaniawan di belakang.

Sampai di sorga, Petugas Pencabut Nyawa mempersilakan sopir mikrolet turun juga. Rohaniawan kita sudah tidak bisa menahan diri lagi, “Nggak salah? Masa sopir mikrolet itu masuk sorga juga? Ia tidak pernah beribadah. Tidak pernah menyumbang untuk tempat ibadah. Bahkan, kalau lagi bawa mikrolet pun ia selalu ugal-ugalan.”

“Ya, nggak tahu ya! Tugas saya sebatas mencabut nyawa. Nanti Bapak tanya di reception deh.”

Aneh, aneh, aneh. Begitu memasuki lobby sorga, sang rohaniawan tambah heran. “Kacau deh, rupanya di sini pun ada praktek KKN,” pikir dia.

Pasalnya, si pengemudi mikrolet itu diberi perhatian khusus. Bahkan, kamarnya pun di lantai teratas – presidential suite. Sebaliknya, sang rohaniawan harus puas dengan kamar biasa di lantai 6.

“Kok bisa begini, saya seorang rohaniawan mendapatkan kamar biasa di lantai 6. Dan pengemudi mikrolet yang ugal-ugalan itu mendapatkan presidential suite di lantai paling atas. What’s wrong?” tanya sang rohaniawan.

“Begini Pak, semasa hidupnya ia telah menyadarkan puluhan ribu orang. Karena dialah, ada begitu banyak orang yang belajar menerima kematian. Dari dia, sekian banyak orang yang belajar berdoa.”

Penjelasan receptionist itu sangat tidak masuk akal. “Oh, ya? Apa yang ia lakukan? Saya tidak pernah melihat dia ke tempat ibadah. Ia tidak pernah memberikan ceramah agama ataupun menyumbang untuk keperluan social.” rohaniawan kita semakin bingung.

“Memang, dia tidak pernah ke tempat ibadah. Tidak bisa memberi ceramah. Juga tidak mampu memberi sumbangan. Mau sumbang apa? Penghasilan saja pas-pasan. Tetapi, cara dia mengemudi mikrolet begitu mengerikan, sehingga setiap penumpang merasa berhadapan dengan maut! Mereka mulai menerima maut sebagai bagian dari kehidupan. Lalu mereka berdoa dalam hati, dalam keheningan. Jadi, secara tidak langsung, ia telah membuat sekian banyak orang bisa menerima kematian dan belajar berdoa dengan cara yang benar, yaitu: berdoa dalam hati, dalam keheningan.”

***
Demikian tadi... ^_^
Saya merasa perlu mengucapkan terima kasih pada salah seorang teman saya yang telah memberikan buku karangan Anand Krishna tersebut pada saya. Benar-benar memperluas pengetahuan dan pemahaman, serta membangun kesadaran... Terima kasih.. ^_^


---