21 Agustus 2010

waktu itu

harusnya ku bertanya pada
ratusan tatapan penuh tanya
yang selalu buatku jatuh dalam beribu prasangka
dan harusnya ku bertanya pada beberapa huruf
yang pernah kaurangkai dalam beberapa kalimat
yang pernah kau tanyakan padaku
seharusnya ku bertanya pada bangku
yang secara tak masuk akal
kau sediakan untukku
harusnya ku bertanya pada ratusan tingkahmu yang
mungkin telah berhasil buatku salah tingkah
dan harusnya ku bertanya pada satu kata
yang pernah kau pungut dari bahagiaku
dan seharusnya ku bertanya pada tangan
yang pernah kau angkat
dengan mata tertunduk yang berhasil
buatku jatuh dan terbelenggu bertahun-tahun
atau harusnya kubertanya pada
mata yang tertunduk kaku
menatap meja coklat yang diam sejuta bahasa
akupun masih bertanya-tanya, apakah masih ada kesempatan
untuk bertanya pada keputusanmu untuk
meninggalkan peluang emas itu
dan tak pernah tahu apakah masih ada waktu
untuk bertanya pada beberapa cinta
yang pernah kau hentikan
apakah telah hilang peluangku
untuk bertanya pada belasan kata yang pernah
kau tujukan padaku?
apakah selamaya kau hanya akan menjadi
asimptot dalam grafik hidupku?
harusnya ku bertanya pada diam yang tak pernah
pergi
menjadi jurang ngeri antara kita
harusnya ku bertanya pada hatiku dan hatimu
tapi sampai meja coklat itu pun menggugat
takkan bisa lagi kutemui hatimu

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar