17 Agustus 2010

menginginkan kemerdekaan

Wow, hari ini telah bertambah usia negeriku…, yang tentu saja, pada tiap tahun peringatan proklamasi ini, semua orang berlomba untuk bertanya, “sudah benar-benar merdeka-kah kita?”..

Teringat dulu waktu masih duduk di bangku sekolah, hampir setiap mendekati tanggal 17 agustus, ada tugas dari guru untuk menulis artikel tentang kemerdekaan, hehe.. Dan dalam setiap artikel yang kutulis, pasti selalu ada kalimat tanya yang senada dengan: “sudah benar-benar merdeka-kah kita?”

Bosan rasanya bercerita tentang berbagai alasan yang membuat kita selalu melontarkan pertanyaan senada di setiap hari proklamasi kemerdekaan. Bosan pula rasanya mendengar berbagai tuntutan akar rumput pada pohon-pohon nan menjulang.
“Hey, harga sembako kok mahal?”,
“lumpur lapindo ora rampung-rampung woi..!”
“hey, kau kirim bom 3 kg ke rumah kami? Apa maksudnya ini??”,
“kenapa kau diamkan saja segala perusakan n tindak anarkis ini?”,
“tak adil pula kau urusi masalah pertikaian agama?”,
“kau korupsi lg uang pajak kami, uang hasil jerih payah kami bekerja?”
“mana realisasi janji kalian?”
“berhentilah curhat, pak pemimpin, kami lelah mendengarnya,”
“kami dengan 300 ribu sebulan saja masih bisa hidup. Kau, dengan puluhan jutamu, masih minta fasilitas tambahan yg lebih???”
“puluhan juta kami berikan untukmu agar kau perjuangkan kesejahteraan kami, tapi kau masih sempat tidur pula di meja rapat?”
“mana becus kau urus kenakalan negara tetangga itu? Masalah dalam negeri sj kacau balau,”
Maaf kalo agak kasar…, saya cuma menirukan tuntutan para tetangga, hehehe… memang bosan rasanya membaca, mendengar, n melihat orang berlomba2 menuntut, berlomba-lomba protes, berlomba-lomba memaki, berlomba-lomba mengeluh.. (memangnya kamu ga ikut mengeluh, cit?) wkwkwkw.. karena telah terlalu banyak yg mengeluhkannya dan telah terlalu banyak alternative solusi yg tak diindahkan, maka saya pikir lebih baik saya simpan saja keluhan saya dalam pikiran, hehehe… menghemat energi, dan fokus pd pemikiran: sebenarnya apa yang rusak n apa yang kita butuhkan?

Hm, OK, mungkin tak ada salahnya kita coba flashback segala permasalahan yg melanda negeri kita. Mari kita munculkan kembali gambar2 peristiwa2 di negeri kita, yg sering kita lihat di TV, di Koran, di dunia maya, di sekitar kita.. Dan coba ingat-ingat lagi berbagai perdebatan pelik tentang berbagai alternative solusi atas permasalahan itu. Lalu, adakah yg telah berdampak langsung terhadap kesejahteraan para akar rumput seperti saya ini? Wkwkwkw… (oalah cit, ngeluh to kowe?) Bukan, ini bukan keluhan, ini cuma pertanyaan, hahaha.. padahal apa bedanya ya?

Segala ketidakbaikan ini telah men-sistem.. Dan juga membuat sistem otak kita menghasilkan respon rasa berupa: pesimisme. Hanya pesimisme yg kadang muncul jika kita terlalu mengharapkan perubahan pada orang lain. (masa’ sich??!)

Namun terlepas dari itu, tetap ada suatu optimisme. Ya, ketika segala di luar diri kita mulai tak bisa kita masukkan dalam daftar optimism kita, ketika kita merasa membohongi diri saat mengucapkan dan menuliskan harapan-harapan kita atas perbaikan di negeri kita, … selalu ada yg masih bisa kita andalkan: diri kita sendiri. Menginginkan perubahan? Jadilah perubahan itu. Menginginkan keindahan? Jadilah keindahan itu. Menginginkan system yg baik? jadilah system yg baik itu, ciptakan hidup yg tersistem dengan baik dalam diri kita masing-masing, dan kehidupan akan mensistem dg baik pula dg sendirinya..

Kalau ada yang bilang, indonesia butuh pemimpin yang bla.. bla.. bla.. begini.. dan begitu…. Anda tahu ujung-ujungnya anda kesulitan mencari sosok seperti itu. Jadi dibalik saja, Indonesia cuma butuh rakyat yang menyadari hakikat kasih sayang, yang merdeka jiwanya. Indonesia butuh kita.
Menginginkan kemerdekaan? Jadilah kemerdekaan itu.

Bagaimanapun, habis malam pasti datang pagi, karena bumi masih berotasi, dan matahari masih memancarkan sinarnya di balik sana.. Optimislah.. (loh?!)

^_~

Kutujukan tulisan ini terutama untuk diriku sendiri, yg masih bodoh tentang kemerdekaan.
Pagi ini, kudengar suara lirih yg menderu dalam dada.., kubenamkan segala ego yang berdesak ingin menyeruak, lalu kupekikkan bisik lirih ke dalam jiwaku: "merdeka ... "

Selamat Memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ke-65..

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar