Each year, over than 21.000.000 people receive general anesthesia. The vast majority go to sleep peacefully. They remember nothing.
30.000 of this patients are not so fortunate. They find themselves unabe to sleep. Trapped in a phenomenon known as anesthesia awareness. These victims are completely paralyzed. They can’t scream for help. They are awake.
***
Itu prolog dalam film “Awake”. Tokoh Clay dalam film itu, menderita anesthesia awareness, dan ia baru tahu itu saat ia menjalani operasi transplantasi jantung. Ia tak bisa bergerak, tak bisa bicara untuk minta pertolongan - completely paralyzed-, tapi ia bisa merasa dan mendengar. Merasakan bagaimana sakitnya saat pisau membelah kulit dadanya, merasakan bagaimana sakitnya saat tulang rusuknya di potong, merasakan bagaimana sakitnya saat jantungnya diambil... Ia juga mendengar, mendengar apa yang sedang terjadi, mendengar ketika dokter yang adalah sahabatnya sendiri itu ternyata merencanakan akan membunuhnya saat operasinya itu dengan menyuntikkan adriamisin ke jantungnya yang baru, dan mendengar ketika istrinya yang baru saja dinikahinya semalam (yang karena itu ia harus berkonflik dengan ibunya), ternyata adalah dalang dalam perencanaan pembunuhan itu.
Dan mendengar, ketika akhirnya ibunya mendonorkan jantungnya untuknya.
Clay, dengan segala kesakitan yang telah diketahuinya, merasuki SMS-an Pinky and Brain.
Pinky : “Brain, I posted something in your new note! Sorry, coz hari ini dadaku berasa berat lg! tanpa sebab! bt! kayakna yang mesti test kejiwaan tu aku dech!”
Brain : “Thank u pinky.. I miss U”
Pinky : “Brain, aku punya hoby baru, nonton “Awake” pas adegan Clay mau pesta Halloween, pas dia diambil jantungna, pas dia ngrokok sendiri trus lampu2 mati sama pas dia inget kematian ayahna, ku ulang2 terus, aku masih bingung napa dia masih mau hidup!”
“Brain, i can’t find any reason to live Anestesia awareness, sekeras apapun aku membius diriku, aku masih sadar, masih bisa merasa, I need new heart, it’s my hell, tahu ini penyakit apa Brain?”
“Everything’s gonna be OK without me, Brain! I really want to sleep forever, no brain, no feeling again!”
Brain : “Ada hal yang tidak berjalan dengan OK jika kita tak lakukan apapun: diri kita sendiri. Allah menginginkan ciptaan-Nya tuk mengabdi padaNya. Di lain pihak, Ia membuat semuanya berjalan dengan OK-OK aja tanpa kita. Mungkin Ia ingin beritahu kita bahwa kitalah yang nggak akan OK kalo kita tetap berlagak terlelap. Bukan semesta ato Allah yang butuhkan pengabdian dari manusia, tapi manusia sendiri yang butuhkanya.”
“Tak lakukan apapun: menyia-nyiakan penciptaan kita. Mungkin dunia tak butuh pengabdianmu karena dunia pasti akan memenuhi kebutuhannya sendiri. Dunia menyambut mereka yang memilih tuk mengabdi. Tapi dunia tak memaksa mereka yang tak ingin mengabdi, karena pasti akan ada yang lain yang memilih tuk mengabdi. Memilih mengabdi: memilih menjadi terus berarti bagi dunia. Memilih terus melangkah. Terlalu banyak yang belum kita tahu, terlalu banyak yang belum kita mengerti, terlalu banyak yang belum kita lihat, terlalu banyak yang sesungguhnya belum kita dengar.. Tapi, dunia tak inginkan kita tuk sekedar menunggu agar semuanya menjadi jelas dengan sendirinya. Perjuangan tuk melihat, tuk mendengar, tuk tahu, tuk mengerti, tuk paham, kemudian menentukan pilihan langkah selanjutnya, bagian dari pengabdian yang memang tak mudah. Mungkin inilah falaq.”
“Apakah kita sudah pada tahap seperti saat Clay sudah mendengar semua yang sakitkannya, melihat semua yang hancurkannya? Dan pada akhirnya Clay harus memilih, untuk pergi tinggalkan semuanya, atau bangun tuk hadapi semuanya.”
“Ya, bagaimanapun juga, telah banyak yang berkorban untuk hidup kita.”
Pinky : “I’m so sorry Brain! I try to know what I feel, but it’s hard to tell to my self that I’m selfish, arrogant, and looser! Although it’s the fact. Seumur hidupku aku selalu mikir tentang hal yang kayak di film itu, sakit dan sendiri tapi berpura-pura jadi baik. Aku sadar kalo itu salah, nggak seharusnya anak kecil mikir tentang sakit. Aku jadi cari-cari tahu ke dalam diriku, apa yang terjadi, tapi aku belum tahu, jadi menerka-nerka sesukaku! Brain, I got something, maybe!”
“Jika Allah = dunia, dunia sakit, dunia butuh jantung baru, dunia lagi operasi. Orang-orang lain, sebagai bagian dari dunia mempan dengan biusnya, mereka dibius dengan mimpi dan ritual, tapi kita masih bangun, kita rasakan sakitnya proses ini. Jadi seperti Clay saat dia masih bisa mendengar tanpa orang lain tahu, dia nemuin banyak hal yang menyakitkan. Aku belum menikmati rasa ini, jadi aku masih iri sama mereka yang mempan dibius! Intinya aku cuma mereka-reka. Thank’s Brain, I know you’re always here to listen and give me inspiration!”
“No, Brain, I can’t handle anything about my feeling without you! You know my pain and how I try to be fine! But I’m too shy to tell another else about that, they’re just know that I’m Pinky! I need you, brain! And I hope you use me as you want! Miss you.”
Brain : “Hmm.. Mirip seperti itu, Pinky. Kita nggak mempan dibiusnya. Tapi Tuhan is more than this world which its heart is being changed. Tuhan juga tahu dunia ini sedang dioperasi. Tuhan tahu akan ada yang terbius. Tuhan juga tahu akan ada orang yang tetap tersadar. Tuhan tahu akan ada orang sadar yang milih tuk pura-pura tak sadar. Tuhan juga tahu akan ada orang tersadar yang milih tuk tetap sadar dan akhirnya bangun. And you Pinky, my another brain, use me as you want.”
Pinky : “Wih… sip lah! Jadi malu ma Tuhan, hehe… OK Brain, thank’s for the permission!”
Brain : “You’re always welcome.. hehe.. See U…”
Pinky : “Like this, mamen!!! See u”
(Lalu, ada yang menyela, untuk meminta ijin kepada mereka untuk mengabadikan SMS-an mereka di sebuah note…, dan ijin diberikan)
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar