01 Februari 2011

munafik

Kadang aku merasa menjadi orang paling munafik sedunia. Pernahkah anda? Semoga belum pernah.

Anda tahu? Rasa seperti ini benar-benar neraka. Panas, berdesing, menghantui dan tak henti menggerogoti jiwaku. Maaf kalau bahasaku lebay, sebab memang seperti itulah yang kurasakan.

Mengetahui bahwa sesuatu itu sangat pnting untuk dilakukan, tetapi tidak melaksanakannya. Mengetahui bahwa sesuatu itu merusak jika dilakukan, tetapi tetap melaksanakannya. Mengetahui suatu ilmu tapi bersikap seolah aku tak tahu apa-apa. Yang paling para mungkin, mengetahui sikap munafik itu menyiksa, tapi tetap saja munafik.

Hehehe, rasanya ingin berkata jujur dan memohon maaf pada setiap orang yang telah jadi korban kemunafikanku. Tapi apalah artinya permohonan maaf itu, toh mereka juga tak tahu kalau aku munafik, mereka tak tahu bahwa aku berpura-pura, mereka tak tahu bahwa aku berbohong. Dan aku tahu bahwa yang terpenting untuk kulakukan saat ini adalah menjadi tidak munafik lagi. ya, menjadi pribadi yang jujur, bersikap sesuai hal-hal yang memang telah aku ketahui dan sadari. Melawan kesadaranku sendiri selalu membuatku tersiksa. Sejak awal aku tahu bahwa ini nerakaku, tapi tetap saja aku masuki.

Oia, setidaknya, hari ini aku menemukan satu hal yang paling tak kusukai saat naik kendaraan umum, yaitu menjadi perokok pasif. Ya Tuhan, andai saja tadi anda berada satu bus denganku, anda pasti akan bisa mengerti kenapa aku bilang begitu. Menjadi perokok pasif adalah hal yang paling menyebalkan bagiku. Apakah para perokok aktif itu tak mengerti bagaimana bahayanya menjadi perokok pasif? Benar-benar egois.

Tapi ya, sudahlah, meskipun menjadi perokok pasif tak ada hubungannya dengan menjadi munafik. hehe

2 komentar:

  1. Mengerikan, tapi sering terjadi :(

    Adapun masalah merokok, harusnya para perokok sadar dan menghormati yang tidak merokok :)

    BalasHapus
  2. @pak arif: hehehe iya pak, sangat mengerikannnn... -_-

    BalasHapus