08 Februari 2009

Seorang Siswa dan Matematika

15 Juli 2008

Dyariku, ini hari pertamaku dapat mata pelajaran Matematika di SMP-ku yang baru. Guruku galak bgt, aku jadi takut. Guru matematikaku memberiku PR seabreg. Latihan 1, dari nomor 1 sampai 10, yang tiap nomor terdiri dari poin a sampai f, bahkan ada yang sampai j. Aku pusing, soal-soalnya susah. Pulang sekolah, aku langsung pergi ke rumah temen untuk ngerjain PR bareng, soalnya besok pagi harus sudah jadi. Sampai sore aku ngerjain PR, belum selesai juga. Akhirnya aku pulang. Sampai rumah, aku cerita ke ibuku. Pengen minta bantuan, eh ibuku malah bilang dia nggak bisa. Mana PR-ku masih kurang banyak bgt. Akhirnya aku nglembur, baru saja selesai. Tahu nggak, sekarang sudah jam berapa? Jam 00.31. Jangan bilang-bilang ya dy, tadi aku nangis. Hiks-hiks. Aku tidur dulu ya...., moga-moga aja besok nggak kesiangan.

16 Juli 2008

Dy, hiks-hiks..., hari ini sangat buruk. Tadi, Matematika membahas PR yang kemarin. Guruku berkeliling, meneliti PR kami. Kami juga disuruh menuliskan jawaban kami di depan kelas. Satu persatu kami ditunjuk mengerjakan soal di depan kelas. Tadi aku deg-degan, takut ditunjuk untuk mengerjakan di depan. Aku kan nggak yakin jawabanku benar. Apalagi, setiap ada siswa yang jawabannya salah, guruku selalu memarahinya, bahkan ada yang kepalanya di-onyo-onyo, dijedugin ke papan tulis. Aku kan takut. Eh, nggak tahunya, aku juga ditunjuk maju ke depan kelas. Tahu nggak dy, tadi kata guruku, caraku mengerjakan soal itu salah. Aku jadi malu. Masa aku dibilang goblok sama guruku itu? Apa aku memang bodoh ya dy?
Ternyata PR-nya kemarin tidak dinilai. Cuma dibahas satu persatu anak maju ke depan kelas aja. Padahal aku sudah mengerjakannya sangat rapi di buku latihanku, sampai jam dua belas malam lagi. Hiks, hiks. Jadi pengen nangis.
Dy, matematika itu sulit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar