03 Mei 2014

sempurna itu subjektif

Hidup bermasyarakat memang banyak pernak-perniknya. Hehehe... pernak-pernik kayak aksesoris aja. Yah kita anggap aja sebagai aksesoris.
Contohnya nih,
Saat kita melakukan hal yang sedikit berbeda, pasti akan ada suara-suara yang miring. Ada seorang tetangga yang cantik menurutku. Tinggi, dan badannya juga bagus. Orangnya baik dan ramah pula menurutku. Ia memang selalu menjaga penampilannya agar tampil rapi dan cantik di setiap kesempatan. Hal itu bagus menurutku, selalu menjaga penampilan yang bersih rapi dan cantik. Tetapi anehnya suara yang beredar di lingkunganku tentang dia adalah negatif. hehehe.... Orang-orang malah berpikiran "wong cuma mau kesitu aja kok sampai segitu dandannya". Padahal, klo menurutku dandanannya juga biasa aja dan tidak norak, sesuai untuk setiap kesempatan.
Lalu, ada juga salah seorang tetanggaku yang menurutku memang tampilannya seperti terlalu apa adanya, nggak ada rapi-rapinya, padahal ia adalah seorang guru. Baju yang dikenakannya seperti nggak pernah disetrika, meskipun mau ke sekolah. Ada yang seperti itu, orang-orang di lingkunganku tentu saja berpikiran negatif tentangnya.
Intinya, di postingan ini, aku cuma mau menyemangati diriku sendiri. Aku yang sepertinya sudah berusaha buat bersikap dan berpenampilan baik, tetap ada yang berpendapat negatif tentangku. Hehehe.... Kita tak bisa menjadi sempurna di mata semua orang. Sebaik apapun sikap kita, tetap akan ada yang tidak suka. Itu wajar. Dan cuek aja, yang penting kita berusaha bersikap baik dan terus mencoba untuk lebih baik, memperbaiki kesalahan yang lalu. Tenang aja, karena pasti akan ada yang tidak suka, hahaha.... tetapi tetap ada yang suka lho.... hehehe keep spirit!

my life, now

Hari ini aku mengajar lagi setelah seminggu nggak mengajar. Rasanya agak aneh dan sedikit malas, hehehe. Mengajar matematika sekarang sudah menjadi keseharianku selain mengurus rumah tentunya, karena bagaimanapun juga tugas utamaku adalah sebagai ibu rumah tangga, sedangkan pekerjaan cuma sampingan saja untuk memanfaatkan ilmu yang telah aku peroleh selama di bangku pendidikan dulu.
Sebagai istri dan ibu saja rasanya sudah habis energiku, hehehe.... apalagi masih ditambah harus bekerja. Awalnya aku memang merasa begitu lelah. Tetapi seiring berjalannya waktu aku jadi semakin terbiasa dengan rutinitas ini. Mengasuh anak juga semakin ringan saja seiring ia yang semakin besar.
Ketika aku merasa lelah, aku menyadari bahwa bukan hanya aku saja yang menjalani kehidupan seperti ini. Banyak wanita karir di luar sana yang lebih sibuk, tetapi juga sukses berkeluarga dan juga dalam karirnya. Mereka bisa seperti itu, aku pun harusnya juga bisa mengembangkan potensiku dan menjalani tugasku sebagai ibu rumah tangga dengan baik.
Intinya di postingan ini, aku cuma ingin menyemangati diriku sendiri, untuk menjalani hidupku dengan suka cita, dengan penuh kesyukuran, karena hidup yang seperti ini juga adalah salah satu dari pilihan n impianku. Semangat.... ^^